Perjuangan Dalam Ketidak Pastian

gggghhhhhhhhhh

Minggu, 26 September 2010

TAKMENGERTI AQU.........SAM Q TAKMENGERTI


Cerita Seks Istriku yg hot di Malam Pertama
by admin
Sunday, April 05, 2009 03:46:26 hits: 5575907 Send to a friend Print Version

Cerita Seks kali ini merupakan pengalaman pribadiku saat malam pengantin!hehe.. Sebenarnya Pengalaman seks kali ini kurang sopan untuk diceritakan di depan umum, tapi khusus buat ceritaindonesia.info aku harap para pembaca dapat menikmatinya seperti halnya aku menikmati pengalaman ini pada malam pengantin. Cerita seks ini spesial hanya untuk pembaca yang sudah dewasa dan berumur 17 tahun ke atas! Kepada para pembaca situs dewasa ini selamat menikmati saya ucapkan!

Istriku bernama Niken, umurnya baru 19 tahun! Postur tubuhnya Niken sangat proporsional, dengan tinggi tubuhnya 168m dan berat badan kurang lebih 50kg. Wajahnya manis sekali, mirip artis gitu, rambutnya panjang isi semir merah dikit2, dan kulitnya mulus sekali! Sebelum menikah, kami sempat berpacaran selama dua bulan, dan harus aku akui Aku cinta dan sayang sekali ama Niken! Dear Niken I love U! perkenalan pertama kami lewat chating dan awalnya benci dan lama kelamaan cinta itu tumbuh dengan sendiri. Saat kopi darat untuk pertama kalinya kami berhasil menahan hasrat masing-masing sampai akhirnya aku beranikan diri untuk melamar dia di depan orangtuanya. Niken adalah wanita yang baik, asik diajak ngobrol kaya iklan XL nyambung terus serta dia sedikit pemalu menyatakan cintanya kepadaku. Aku sama sekali tak menyangka bahwa pada malam pengantin kami, ia akan menjadi gadis yang sangat ganas, buas dan sangat hot!hihihihi…… Sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya pada malam itu dia akan seperti itu!
Dengan perasaan senang serta detak jantung berdebar-debar, aku mengetuk pintu kamar pengantin itu. Memang, sejak acara resepsi selesai, aku sibuk di luar membantu beres-beres dan mengobrol teman temanku serta ayah mertuaku, sementara Niken sudah masuk duluan ke dalam kamar pengantin itu! Pintu kamar itu dihiasi dengan rangkaian bunga berwarna-warni. Aku penasaran, apa yang sudah dipersiapkan istriku itu ya di dalam sana!
“Masuk aja, ga dikunci kok sayang” suaranya yang merdu dan sedikit mesum mulai terdengar dari dalam kamar pengantin yang sangat indah itu!Aku membuka pintu kamar pengantin itu dan mendapati suasana yang membuat adrenalinku bergolak nafsu mode : On! Semerbak bau kemenyan menyeruak membuatku melayang-layang. Kuperhatikan, tempat tidur kami yang berwarna putih bersih ditaburi dengan kembang tujuh rupa, menambah suasana romantis malam indah yang sudah lama aku impikan!. Sementara itu, Niken duduk di pinggir ranjang dengan mengenakan pakaian yang sangat menggairahkan, pakaian yang tak pernah kulihat ia pakai sebelumnya. Ia memakai pakaian yang bagus. Aku tak pernah melihat ia memakai pakaian yang bagus sebelumnya.
Ketika aku menatap wajahnya, ia tersipu malu sambil memalingkan wajah gitu!hihihi….masih malu malu juga dia ternyata! Ia lalu menggeser duduknya dan mengajakku duduk di sampingnya. Dengan perlahan-lahan, aku duduk di sebelahnya dan merangkul pinggangnya, namun ia masih belum berani menatapku wajahku yang jelek!he
“Wii...,” ujarnya seraya mendesah, “Wii udah mandi?”
“Udah kok, dek Niken Sayang. Baru aja, dua hari yang lalu,” jawabku jujur sambil sedikit ketawa kecil!
“Kalo gitu, kunci dulu dong pintunya sayang. Malu kan, kalau kelihatan orang luar,” ucapnya pelan sambil melirik ke arahku.
“Oh iya kelupaan saying sudah ga sabar soalnya!hihihi… tunggu sebentar ya nisa..., kamu jangan kemana-mana,” kataku sambil mesra mesraan!
Dan aku terbangung dan segera ke arah pintu untuk mengunci pintunya! Setelah itu aku mengambil kunci digital yang dilengkapi dengan password 120 digit, tidak lupa dengan sensor infrared serta alarm yang berbunyi jika ada yang menginti, sehingga tak mungkin ada siapapun yang bisa mengintip malam pertama kami yang sangat privat ini.soalnya aku punya teman yang suka sekali mengintip namanya ochiek dan ngakan! Setelah selesai dengan semua peralatan pengamanan itu, aku menyadari bahwa sebentar lagi aku akan melakukan sesuatu yang sudah ku tunggu selama ini!
“Wii lampunya dimatiin aja ya?” tanya Niken pelan.
“Ok sayang ...rupanya kamu suka gelap-gelapan ya?” tanyaku menggoda.
“Soalnya Wii kan juga suka yang remang-remang!hihihi...malu tau” jawab Niken dengan polosnya
Lalu Lampu kamar ia matikan sehingga suasana menjadi sangat gelap. Aku tak tahu dimana Niken berada. Dalam kegelapan ini, yang kurasakan hanya keheningan sehinga membuat penasaran jiwa ini!
“Niken...! Kamu dimana, Sayang? Aku nggak bisa melihat kamu nih!”
Aku berjalan dalam kegelapan sambil meraba-raba. Setelah tiga kali aku menabrak lemari akhirnya menyadari dimana Niken berada. Aku mengelus-elus rambutnya yang halus sambil tanpa berkata apa-apa. Lama-kelamaan elusanku turun sampai ke bawah, dan aku sadari ada banyak rambut halus yang sekarang sedang aku raba-raba. Sangat halus, seperti bulu kucing atau bulu anjing.
“Niken, kamu belum cukuran ya?kok masih lebat banget”hihihi… sahutku
“ehmmmm..... wii ga suka ya yang banyak bulunya” tanyanya
“Suka Kok Sayang…tapi untuk jilat memeknya agak jijik jadinya ntar nyangkut di gigiku”hehehehe…..
Aku pun tersenyum, menyadari bahwa istriku adalah tipe yang akan menjadi buas ketika lampu dimatikan. Dan ternyata benar saja, beberapa saat kemudian ia mulai menciumku dengan ganasnya. Samar-samar terdengar suara nafasnya terengah-engah. Padahal aku belum melakukan apa-apa, tapi ia sudah terengah-engah begini.
“busetttttt...!!!”
Dan aku pun menghipukan HPku click! Suasana kembali agak terang, dan betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa Niken sudah berdiri di hadapanku tanpa selembar busana. Aku memang belum pernah melihat tubuh Niken telanjang bugil sebelumnya, tapi aku tak menyangka tubuh Niken begitu luar biasa. Maksudku, memang benar-benar 'luar biasa'. Bulu-bulunya lebat menghiasi anunya pemandangan indah ini sangat eksotis. Ia lalu mendekatiku lali menerkamku! Nikmat banget ciumannya Niken!!
kemudian Niken mulai menjilatiku dari mulut, leher hingga perutku lalu sampailah ke adik gw, Niken terlihat ahli dalam menjilat kontolku, tanpa disuruh pun dia mulai menjilati adiknya aku rasanya seperti mimpi saja nikmat banget jilatan mulut Niken di kontolku!!!! kemudian dia meminta aku untuk menjilati memeknya! Wow nikmat banget rasanya memek Niken!sliurpppp…sliurpppp kayaknya dia udah horney banget malam ini! Dan dia pun memposisikan dirinya dengan posisi 69!wuichhhh kerennn banget! harum banget bau dari selangkangannya Niken! gw langsung memainkan lidahku menusuk2annya kedalam lubang kemaluanya!Niken terlihat sangat terangsang, namun dia terlalu asik menikmati mainan baru yaitu kontol besarku dan trus menyuruhku untuk menilati memeknya yang kayaknya udah ga perawan lagi!hihihihi…perawan Niken katanya didapatkan oleh mantan pacarnya yang dulu! But it’s Ok! I love Niken dan aku ga peduli dengan masa lalunya!
“ sayangggg jangan berhenti...terus saying….ohhhhh” Niken berkata sambil menikmati memeknya di jilat olehku “
Setelah puas saling menjilat alat pital masing2 kami setelah itu Niken terus menciumiku sambil sesekali mengocok Kontolku yang udah super tegang!
Uhhhhhhh…..sayang …..dan akupun membalasnya dengan menggesek gesek jariku ke lubang vaginanya untuk mencari daerah g-spotnya!tak lama kemudian Niken mengambil posisi berada diatas pinggangku dan langsung mengarahkan Adiku ke arah lubang lubang kemaluanya! oughhhhhh.....Niken terlihat sangat ahli memasukannya!
Sudah masuk wiii…..!!!! trussss gw dikejutkan oleh tamparan keras di wajah ku! Woeeeeee…….. bangun dahhhhhh siang tau!!!! gw lihat sebuah wajah seorang yang ga asing di mata gw! Ehhh ternyata ohhhh ternyata ibuku membangunkanku dari mimpi basah dan jorok tentang Niken!
Dan ternyata tadi itu cuma mimpi aku kira mimpi sunguhan gituan ama si Niken!kekekeke..
Niken tetaplah seorang gadis yang baik!hehehe..dan sampai saat ini aku sangat menharapkan cinta darinya!rupanya mimpi ini terjadi kerana aku terlalu memikirkanya dan sangat sayang kepadanya! Dear Niken terimalah cintaku! I Love U

<><><1

Si Ayam Kampus plus plus
by ceritasex
Saturday, April 04, 2009 21:12:16 hits: 2563063 Send to a friend Print Version

Anisa memantapkan hati dan niatnya sebelum ia memasuki sebuah tempat mewah di depannya, namun ia berharap tak ada yang melihatnya memasuki tempat itu. Sesampainya di dalam keraguan kembali muncul dihatinya, haruskah aku melakukan semua ini...? namun ia teringat akan segala kebutuhannya, ia tak punya uang lagi untuk memenuhinya. ayahnya ditangkap polisi dengan tuduhan korupsi , seluruh harta orang tuanya disita, ibunya meninggal karena stress. Kini ia menjadi mantap, ia harus melakukan ini atau ia tak akan punya uang sepeser pun bahkan untuk membeli makanan cari siapa ya...? seorang wanita setengah baya menyambutnya di depan pintu. anu..maaf...saya...mau cari pekerjaan... kata Anisa. pekerjaan..? wanita itu kelihatan heran dan sedikit curiga , disini....? Anisa sedikit bingung harus bicara apa. iya..pekerjaan...sebagai..emmm.sebagai..... Anisa berusaha mencari kata kata yg tepat kamu tahu ini tempat apa....? kata wanita itu bernada menyelidik ya..saya tahu.... Anisa mengangguk pernah melakukan ini sebelumnya..? tanya wanita itu Anisa menggelengkan kepala hmmm..kamu masih kuliah.....? iya.....tapi saya.... butuh uang.....standar lah disini... kata wanita itu memotong nama kamu siapa...? tanya wanita itu sambil melambai memanggil seseorang Anisa...tante..... seorang wanita muda berpakaian sangat sexy datang mendekat nah..Anisa.....kamu tahu kan apa kerjaan di panti pijat..? setiap dapat klien kamu dibayar seratus ribu, kalo mereka mau dipijat bugil ada tambahan biaya..... panjang lebar wanita itu menjelaskan tentang upah Anisa selama ia bekerja ditempat itu. setelah Anisa menyetujuinya ia menyuruh wanita muda tadi untuk membawa Anisa, Rini, coba kamu bawa Anisa berkeliling sambil berkeliling memperlihatkan fasilitas panti pijat itu, Rini juga mengingatkan jika terkadang ada klien yg permintaannya aneh aneh, bahkan sampai bondage.

mendengar cerita Rini, Anisa kembali ragu, namun ia sudah terlanjur masuk ia bertekad akan menjalani semua ini. Anisa sebenarnya gadis yg cukup cantik , meski nasibnya tak seindah wajahnya, wajahnya yg cantik membuat gemas banyak pria, rambut sebahu , payudara30B, dan pantatnya yg bulat sempurna, dengan penampilan seperti itu, bahkan Anisa lebih terlihat sebagai pelajar sma dibandingkan mahasiswi. Anisa kemudian dibawa ke sebuah ruangan dimana telah menunggu seorang pria usia 30 tahunan. dia pemilik panti pijat ini....namanya oom Andre kata Rini. Rini kemudian berbicara sejenak dengan Andre , lalu meninggalkan Anisa berduaan disana. halo...saya Andre....panggil saja oom Andre.... kata Andre sambil mengulurkan tangannya Anisa, oom... jawab Anisa menyambut uluran tangan Andre. Andre tidak segera melepaskan genggaman tangannya, ia menatap Anisa bagai sedang menaksir sebuah karya seni. ok kalau begitu... katanya kemudian sambil melepaskan jabatan tangannya. Andre kemudian melepaskan satu persatu pakaiannya, sehingga ia telanjang bulat, kontolnya kelihattan cukup besar, setidaknya membuat Anisa agak tercekat. nah Anisa..coba urut punya oom......kata Andre. Anisa perlahan mendekat dan berlutut d antara kaki oom Andre, kedua tangannya menggenggam kontol Andre, dan dengan gerakan yang teratur ia mulai memijit kontol Andre, naik turun. Andre terlihat tersenyum dan puas dengan pijitan Anisa, coba pake mulut ..... perintahnya Anisa dengan patuh memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya, dan menyusuri kontol tersebut maju mundur dengan bibirnya, suara geraman dan kocokan berirama mengiri semua nya. uughh...you are....uughhh.... Andre menggeram sambil meremas rambut Anisa sampai acak acakan. Anisa terus melakukan oral dengan santai, ia sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. sampai beberapa lama akhirnya , kontol oom Andre menyemburkan cairannya, oom Andre menahan kepala Anisa agar seluruh spermanya tertelan oleh gadis itu. hahahah..bagus..bagus...kamu berbakat juga ternyata.......hahahaha...kamu diterima...... kata oom Andre senang. Anisa masih berlutut dilantai dan tertunduk malu, kini sudah tak mungkin lagi untuk kembali.

Sabtu malam adalah malam pertama Anisa menjalani pekerjaanya sebagai massage girl atau pijet plus plus. anak anak....pak Anton sudah datang.... kata tante Ayu sambil mengantar seseorang yg wajahnya sepertinya Anisa kenal, pak Anton adalah salah seorang pejabat pemerintah, dan wajahnya sering muncul di televisi menyuarakan gerakan moral , sangat bertolak belakang dengan apa yg dia lakukan sekarang. sebagai pelanggan tetap tempat itu, mata pak Anton langsung menangkap barang baru di tempat itu. tak mempedulikan godaan para perempuan lain , ia mendekati Anisa. hai...gadis manis....kamu siapa....? tanya pak Anton.... ehh..Anisa ..ehh..oom....jawab Anisa baru ya disini..... tanya pak Anton ini emang hari pertamanya dia oom... Rini yg menjawab ditimpali dengan anggukan kepala Anisa. ooh.....bagus..ayo.....langsung ke dalam...oom udah pegel pegel nih... kata pak Anton sambil menarik tangan Anisa masuk ke sebuah kamar. Anisa sedikit senang dan gugup menghadapi pelanggan pertamanya. oom mau mandi dulu..? tanya Anisa ga usah...langsung aja....kata pak Anton sambil melepaskn seluruh pakaiannya, sementara Anisa merapikan tempat tidur dan baby oil. loo..kok bajunya ga dibuka... kata pak Anton ketika melihat Anisa berdiri di sisi ranjang masih berpakaian lengkap. oom bukain ya... kata pak Anton sambil membuka satu persatu kancing baju Anisa, dan melemparkan jatuh blouse Anisa, sambil melepas bra Anisa , pak Anton menyempatkan meremas sejenak payudaraAnisa yg menggiurkan itu, barulah ia kemudian melepas rok dan dalamn Anisa, sehingga Anisa pun kini tealnjang bulat. pak Anton lalu berbarin telungkup di ranjang , dan Anisa mulai melakukan pemijatan. saat Anisa meratakan baby oil di punggung pak Anton dan memijat, pak Anton dengan santai mengajaknya mengobrol banyak hal, sehingga suasananya cukup cair., pak Anton tak henti henti memuji pijatan dan sentuhan Anisa.

kemudian pak Anton membalikkan badan, kontolnya tegak tegang perkasa. pijat refleksinya dong .... kata pak Anton sambil tersenyum, Anisa mengerti maksudnya. giat mulai memijat mijat kontol pak Anton, sementara pak Anton aktif meremas remas payudara Anisa, Anisa memijat, dan mengocok makin kuat saat rangsangan di buah dadanya membuatnya semakin terbang melayang. Anisa kemudian menggantikan tangan dengan mulutnya, kontol besar pak Anton kini memenuhi mulutnya, dengan mulutnya ia menghisap dan bergerak naik turun menyusuri panjang kontol itu. uagghhhh..gila....hebat kamu...... kaya pak Anton terlihat puas Anisa terus mengocok, mengulum , dan menjilat kontol itu sehingga membuat pak Anton semakin terbuai oleh kenikmatan. tak butuh waktu lama sampai kontol itu semakin mengang dan mengejang dan akhirnya menyemburkan seluruh isinya, Anisa membersihkan sisa sisa sperma dengan menjilatinya, membuat pak Anton semakin tertawa puas, ia pun memberi tip yang cukup besar. malam pertama Anisa , ia harus melayani 6 orang tamu, namun hasil yg didapatkan cukup lumayan, ia tak akan menyesali keputusannya terjun ke dunia seperti ini

malam mingu berikutnya, tante Ayu menyuruh Anisa untuk memakai seragam sma, karena ada pelanggan yg menginginkan dipijat oleh gadis sma. dengan wajah polos Anisa, tak sulit bagi Anisa untuk menjelma menjadi gadis sma. malam itu Anisa memakai kemaja putih sma ketat dengan dua kancing atasnya dibuka, dan rok abu abu pendek, dibaliknya ia tak memakai apa apa lagi. pukul 9 malam, pelanggan itu tiba, dan langsung terpana melihat kecantikan dan kemolekan Anisa yang terbalut seragam sma. pelanggan yang dimaksud ternyata adalah pak Budi, ia adalah salah seroang konglomerat papan atas indonesia, beberapa hari lalu ia baru lolos dari tuduhan korupsi , maka hari ini ia ingin merayakannya. halo..saya Budi.....kamu pasti Anisa..? betul oom.... 'yukk.... pak Budi tak sabar membawa Anisa ke kamar. oom...mau mandi dulu...... tanya Anisa iya..tapi kamu lihat ya.... kata pak Budi sambil mencolek payudaraAnisa. pak Budi pun mandi dengan pintu terbuka agar Anisa bisa melihatnya, dan ia meminta Anisa selagi ia mandi, Anisa harus melakukan rangsangan sendiri. dan begitulah, sambil pak Budi di kamar mandi, Anisa mengelus ngelus pahanya sendiri sampai ke pangkal paha, menyibakan rok pendeknya, kemudian tangannya meremas remas buah dadanya sendiri sambil mengerang dan merintih.. aahhhhh...awww,,,aauuhhh........ahhhhhhhh..... ia membuka satu persatu kancing bajunya , memperlihatkan buah dadanya , meremasnya kembali dan memainkan putingnya. oooooh........aaaahhhhh...ooouuhhhhh......awwww.......

entah karena ia terangsang atau menjiwai , ia tak menyadari pak Budi mendekatinya, ia baru menyadari saat kontol pak Budi sudah ada di depan mulutnya, tanpa membuang waktu sedetik pun , kontol tersebut telah masuk ke mulut Anisa. Anisa mulai memaju mundurkan kepalanya, memberikan sensasi kenikmatan pada kontol pak Budi. Anisa memainkan jurus jilatan dan hisapan mautnya , sampai akhirnya sperma pak Budi menyembur masuk ke mulutnya.... 'huhuhu..bagus..bagus... kata pak Budi pak Budi kemudian menerkam dan menindih tubuh Anisa, payudaragadis itu diremas dan disedot sedotnya bagai bayi, membuat Anisa mengerang dan merintih... oooooh....oom......pelan....oom.......ahhhhhhhh..awhhhhh.... pak Budi kemudian menyusuri lekuk lekuk tubuh Anisa dengan lidahnya, menimbulkan sensasi geli dan birahi pada Anisa. ooh....hihii..awahhh..geliii..aww.....oom....ahhh....oom....... Anisa semakin menggelinjang tak karuan saat sapuan lidah pak Budi mencapai klitorisnya, birahinya kini sudah hampir mencapai puncaknya. puas menjilati dan meng obok obok tubuh Anisa , pak Anton menyuruh Anisa untuk bersiap dlm posisi doggy style. setelah bersiap pada posisinya, dengan lembut dan perlahan pak Budi mulai memasukan kontolnya, dan mendorongnya perlahan, namun kian lama kian cepat.

sambil menggenjot Anisa, tangan pak Budi tidak menganggur, payudaraAnisa yg menggantung ia remas remas, bebrapa kali pantat Anisa ia pukul sampai memerah. aww...oom.......uuhhhh...pe...aahh..lan.......dong...ahhhhh... setiap sodokan pak Budi membuat Anisa semakin dekat pada orgasme, ia membenamkan wajahnya di bantal menahan suara rintihan dan erangan kenikmatan dari mulutnya. uughh.....Anisa...uughhh..kamu....hebat....ahhh.... geram pak Budi keduanya menggeram dan mengerang menambah erotis suasana ruangan itu, smpai akhirnya keduanya bersamaan mencapai orgasme.... aaaaaaaahhhhhh....aahhhhhhh... Anisa berteriak panjang lengan dan lutut Anisa melemah membuatnya ambruk di kasur dengan tubuh pak Budi diatasnya, dengan kontol masih menancap, malam itu mereka akhiri dengan mandi bersama, di kamar mandi pak Budi masih sempat menyetubuhi Anisa dengan posisi berdiri, membuat seluruh tenaga Anisa habis malam itu. tips dari pak Budi adalah yg paling besar dari semua tips yg ia terima, hal yg layak ia terima mengngat ia harus bekerja sangat keras, untunglah tante Ayu mengerti keadaanya dan menyuruh Anisa beristirahat dan tidak menerima tamu dulu

Pak Budi dan pak Anton menjadi langganan tetap Anisa disana, mereka berdua tak mau dilayani siapapun kecuali Anisa. sampai pada akhirnya pak Anton ingin memiliki Anisa hanya untuk miliknya, ia menebus Anisa dari tante Ayu , dan menjadikan Anisa sebagai simpanannya sampai sekarang. hal itu menjadi berkah tersendiri bagi Anisa, kini ia tak lagi khawatir akan kehabisan uang , rumah dan mobil pun kini ia punya, meski jauh dalam hatinya ia berharap ia bisa hidup normal dan menjalani kehidupan bekeluarga seperti halnya orang lain.....hanya saja...entah kapan..........

note : cerita diatas adalah hasil imajinasi gue namun tokoh Anisa dan lika liku hidupnya benar terjadi , kini Anisa masih berkuliah di salah satu universitas di bandung, dan tinggal di kawasan elite dago atas....... so......thanks buat Anisa yg mau sharing pengalamannya dan memberi izin untuk dikembangkan jadi sebuah cerita........
<><><>2
erita Dewasa Pemerkosaan oleh Tukang Bangunan
by admin
Thursday, April 23, 2009 11:48:48 hits: 6038253 Send to a friend Print Version

Cerita Dewasa kali ini dikirimkan oleh Ibu Tiwi yang minta alamatnya tidak dipublikasikan berikut cerita sex dari beliau! Selamat menikmati cerita sex dewasa pemerkosaan buruh bangunan! Perkenalkan nama gw Tiwi, gw memiliki kulit putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh gw sangat Sexy dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh gw! Sampai saat ini sebenarnya gw sedikit bingung bagaimana memulai cerita sex dewasa pemerkosaan ini. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang gw ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri gw!kisah sex nyata gitu bro! Saat ini gw berusia 22 tahun dan sudah menikah. Gw sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Gw menikah dengan suami gw Bang Zukri yang lebih tua 8 tahun dari gw karena dijodohkan oleh orangtua gw pada saat gw masih berusia 20 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun gw sangat mencintai suami gw ini. Begitu pula suami gw yang sangat sangat mencintai gw .

Karena gw dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka gw pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami gw oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, gw menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal gw ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat gw tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak gw harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan gw tetap kuliah.

Sampai suatu hari, gw sedang libur dan suami gw tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Zukri sampai ke depan gerbang, gw pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan gw sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Om Wahya dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat gw ada di rumah, karena gw tidak bilang sebelumnya bahwa gw libur.

“Eh, kok Buk Tiwi nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Om Wahya, lagi libur..” jawab gw sambil membukakan pintu rumah.
“Kalo gitu gw mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.
“Oh, silahkan..!” kata gw.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan gw mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur gw. Namun ketika baru saja gw mau menuju tempat tidur, gw lihat melalui jendela kamar Om Wahya sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya gw menyaksikan bagaimana Om Wahya tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga gw dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting kontolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami gw.

Gw seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Om Wahya juga memandang gw. “Eh, ada apa buk..?” katanya sambil menatap ke arah gw yang masih dalam keadaan telanjang dan gw lihat kontol itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Gw terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri gw diliputi perasaan aneh, belum pernah gw melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami gw, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Gw mencoba mengalihkan persaan gw dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya gw putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat gw masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, gw baru sadar gw tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang gw kenakan sudah gw basahi dan penuh sabun karena gw rendam. Gw bingung, namun akhirnya gw putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Gw yakin mereka tidak akan melihat, dan gw pun mulai berlari ke arah kamar gw yang pintunya terbuka.

Namun baru gw akan masuk ke kamar, tubuh gw menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang gw tabrak itu adalah Om Wahya.
“Maaf Buk.., tadi gw cari Buk Tiwi tapi Buk Tiwi nggak ada di kamar. Baru gw mau keluar, eh Buk tiwi nabrak gw..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau gw sedang telanjang bulat.
Gw begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah gw.

Namun Om Wahya segera menangkap tangan gw dan berkata, “Nggak usah malu Neng.., tadi Buk juga udah ngeliat punya gw, gw nggak malu kok..”
“Jangan Pak..!” kata gw, namun Om Wahya malah mengangkat gw ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya. Gw berusaha memberontak dan berteriak, tapi Om Wahya dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Buk.., di sini sepi. Suara teriakan Buk nggak bakal ada yang denger..” Melihat tubuh telanjang gw, kedua teman Om Wahya segera bersorak kegirangan. “Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara gw sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa gw, gw nggak bakalan lapor siapa-siapa…” kata gw. “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Om Wahya yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan gw, sedang Om Wahya masih memegang kedua tangan gw dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian gw lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Gw melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan kontol mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh gw di atas pasir. Kemudian Om Wahya mulai menjilati kemaluan gw.
“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.
Gw segera berontak, namun kedua teman Om Wahya segera memegangi kedua tangan dan kaki gw. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan gw sambil menghisap puting susu gw. Tidak berapa lama kemudian Om Wahya mulai mengarahkan kontolnya yang besar ke lubang memek gw. Dan ternyata, yang tidak gw duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami gw. Namun karena malu, gw terus berontak sampai Om Wahya mulai mengoyangkan kontolnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa gw justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar gw berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Om Wahya tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, gw sadar namun mau memberontak lagi gw merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah gw terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan gw tetap tidak berusaha melepaskan diri dari om wahya.

Tidak lama kemudian Om Wahya membalikkan tubuh gw dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan gw. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan kontolnya ke mulut gw. Gw berusaha berontak, namun si gendut menjambak gw dengan keras, sehingga gw menurutinya. Gw benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian gw mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah gw alami sebelumnya. Tubuh gw menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Om Wahya belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim gw.

Begitu Om Wahya mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik gw tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut gw dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut gw. Banyak sekali spermanya yang gw rasakan di mulut gw, namun ketika gw hendak membuang sperma itu, Om Wahya yang gw lihat sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..”
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, gw menurutinya berkumur dengan seperma itu. Sementara si botak terus mengocok kontolnya di dalam kemaluan gw, gw melihat Om Wahya masuk ke dalam rumah gw dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang gw beli tadi pagi untuk gw masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik gw. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan gw pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Om Wahyamenghampiri gw sambil memaksa gw kembali ke posisi merangkak.

“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina gw. Tentu saja gw terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi gw. Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina gw. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga gw menggoyang-goyangkan pantat gw ke kiri dan kanan. “Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si tukang bangunan.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si tukang bangunan. Dengan perlahan gw merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit gw berhenti, tetapi setiap gw berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat gw. Tidak berapa lama gw mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Om Wahya kemudian menghampiri gw, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus gw.

Gw kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!” Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata. “Sekarang kamu maju pelan-pelan..” Dan ketika gw bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus gw sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan gw sampai kemudian mereka siap memperkosa gw lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks gw pun turut orgasme dengan arti gw menikmati diperkosa.

Malam harinya ketika suami gw pulang, gw sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, ga tau entah kenapa!mungkin saking nikmatnya ngentot bareng 3 buruh bangunan sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap gw sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, buruh bangunan ini selalu menyelingi dengan mengerjai gw dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur gw selesai dibangun! Sunguh nikmatnya diperkosa buruh bangunan lho tubuh mereka kekar dan tenaga meraka sangat kuat dalam melakukan hubungan sex! Patut kalian coba lho tapi gw ga tanggung akibatnya! Hihihihi… salam cerita sex dewasa!
<><><3
erita sex pemerkosaan nikmatnya ngentot sepupu
by admin
Thursday, April 09, 2009 02:07:25 hits: 7366751 Send to a friend Print Version

Cerita Sex Dewasa 17 tahun kali ini menceritakan tentang pemerkosaan sepupuku sendiri, sebut saja namanya Ayu dia wanita yang sangat cantik dan sexy abiz! Sebenarnya sudah sejak dulu gw ingin ngentot bareng gadis yang payudaranya sempurna banget bagi gw, dan akhirnya pada suatu hari gw mendapatkan kesempatan untuk menginap di rumahnya kerana ada keperluan upacara adapt di rumahnya si Ayu ini yang tiada lain adalah keponakanku sendiri, dan kebetulan pada saat itu pak de dan bukdeku pergi kondangan ke luar daerah dan gw pun diminta untuk menjaga si ayu ini dirumahnya yang gede dan mewah itu!
Singkat cerita akhirnya gw dan Ayu ngobrol di depan televisi. Gayanya yang cuek dengan celana pendek dan t-shirt tanktop memuat gw makin pengen memrogoti tubuh indahnya. Perlahan kontol ku mulai tegang, tapi gw pura-pura tenang aja. Ngobrol dengan Ayu adalah kesmpatan terbaik buat memandangi bodi mulusnya. Apalagi waktu itu dia duduk di bawah sofa tempat gw duduk. gw bebas memandangi paha putih Ayu. Pelan2 gw condongkan badan ke depan, terlihatlah dua payudara yang putih bulat padat berisi sehingga nafasku mulai naik turun waktu gw sadar Ayu nggak pake bra, dan asiknya dia nggak sadar gw pandangi kemolekannya karena dia serius nonton sinetron.

Ketika film itu habis, Ayu pamit tidur duluan karena udah malam. gw pun masuk ke kamar tamu, gelisah bayangin indahnya toked Ayu! Pasti enak banget buat diremas disentuh trus disedot! Dan gw pun mencoba untuk tidur, tenang tapi tetap nggak bisa. Bayangan dada dan paha Ayu masih aja bikin nggak bisa tidur. Udah jam 2...nggak sadar gw udah 3 jam gw ga bisa tidur. Mana hujan deres lagi.

Akhirnya gw keluar kamar, mau bikin susu biar bisa tidur. Di lorong rumah, gw lihat pintu Ayu sedikit terbuka. Iblis langsung menari-nari di pikiranku. Kesempatan! Pelan2 gw intip Ayu. Ternyata dia udah tertidur pulas.Begitu pulas sampai nggak sadar celana pendeknya tersingkap sampai ke batas pangkal paha. Pelan2 gw buka pintu kamarnya,lalu mencoba masuk ke kamarnya yang indah

Mulus banget. Buah dadanya gede. Cantik lagi. Tidur telentang seolah olah pasrah. Kontol gw pun spontan tegang . gw lepaskan semua bajuku, ku dekati Ayu.Aku nggak tahan lagi buat menyentuh buah dadanya.Pelan2 gw sentuh buah dada itu. Lembut banget. Ayu tidur pulas sampai dia nggak merasa ketika gw dengan sepelan mungkin menarik tali tanktopnya dan terlihatlah buah dadanya, gede, padat, berisi serta warna putingnya pink memikat!hehehehe

Nggak tahan lagi gw tindih Ayu yang segera terbangun kaget lalu meronta.Aku pegang dua tangannya sambil ciumi buah dadanya, jilati lalu hisap putingnya. Ayu meronta dan menjerit!tolong tolong… Tapi derasnya hujan menelan suaranya. gw yakin nggak akan ada yang dengar sehingga gw nggak peduli. gw terus hisap dan gigiti buah dada dan putingnya. Ayu terus meronta, tapi it malah membuatku makin terangsang. gw rentangkan kakinya, lalu kumasukan kontolku ke pangkal pahanya yang ditutupi celana pendeknya itu. Dengan susah payah, akhirnya gw bisa melepas celana dalam pinknya. Lalu gw masukan kontol ke memeknya yang masih tipis serta rapi bulunya

Ayu menangis dan memohon-mohon agar gw lepaskan. gw nggak peduli lagi. Terus aja kunikmati buah dadanya sambil menggesek kontolku di vagina indahnya. Nggak lama kemudian gw rasakan tubuhnya Ayu menggeletar trus tangisannya berubah jadi erangan lembut dan desahan ketika gw makin cepat memasukan kontol ku ke memeknya. gw bisa rasakan cairan vaginanya membasahi kontol gw! Ketika Ayu semakin menggeletar dan merem melek, gw hunjamkan kontolku ke lubang memeknya. Ayu menjerit kesakitan lagi

Nikmat banget rasanya kontol gw ada di dalam memeknya Ayu. Licin , anget, ketat banget. gw tarik dorong kontolku keluar masuk mmeknya. Ayu terus aja menangis dan menjerit! tapi lama kelamaan jeritannya berganti lenguhan, erangan dan desahan walau dia terus aja meronta-ronta minta pertolongan

duhhh maknyuess banget memperkosa sambil ngiisap putting keponakanku ini! Saking nikmatnya gw lengah dan Ayu menendang gw samapai terjatuh. Dia berusaha lari, tapi gw lebih cepat dan kuat. gw jambak rambutnya. gw seret dia ke tempat tidur! Dan ayu berusaha menutupi buah dadanya dan berbalik sehingga posisinya tengkurap. Kebetulan! gw tindih dia lalu kupentangkan kakinya dan hunjamkan lagi kontol gw ke vaginanya sambil satu tanganku membekap mulutnya dan tangan yang lain meremas-remas buah dadanya. gw terus pompa memeknya seakan-akan mendarat di bantal empuk karena pantatnya ternyata besar dan lembut banget. gw ciumi lehernya sambil terus memompa, membekap dan meremas-remas payudara montoknya. Sampai kenikmatanku serasa di puncak dan akhirnya uohhh.. gw pun menyemprotkan sperma hangat di dalam vaginanya ayu dan terus saja dia menangisi nasibnya kerana abis diperkosa sama gw

Setelah Puas menikmati enaknya tubuh keponakan gw tinggalkan saja Ayu yang masih terdidur lemas sambil menangis! Sambil melihat spermaku mengalir keluar dari vaginanya yang hampir lecet gw perkosa itu! Begitulah cerita dewasa sex 17tahun nikmatnya memperkosa sepupu gw yang kayaknya masih perawan! Cerita dewasa ini akan bersambung ke cerita sex pemerkosaan nikmatnya ngentot sepupu part 2! Mohon ditunggu kerana lagi capek2nya nulis makannya jadi cerita sex cepat!he3
<><><4
Pemerkosaan dan Penyiksaan terhadapat cewek SPG sexy
by ceritasex
Saturday, April 04, 2009 21:56:26 hits: 4606185 Send to a friend Print Version

Cerita ini muncul karena ulah sales promotion girl(SPG ) sombong yang menjaga pameran otomotif di salah satu mall di kotaku. Pada waktu itu aku dan teman-temanku (berempat) sedang jalan-jalan ke mall itu, lalu kami melihat ada pameran mobil di sana. Iseng-iseng aku dan teman-teman melihat mobil-mobil yang memang keren-keren itu, meskipun penampilan kami memang sangat jauh dengan pengunjung-pengunjung lainnya yang rapi-rapi. Sekalian cuci mata juga, soalnya para sales promotion girl(SPG )-nya cantik-cantik dan putih-putih serta mulus-mulus, mereka memakai rok mini yang benar-benar serasi dengan tubuh mereka yang langsing dan tinggi, kaki mereka yang jenjang sangat indah dipandang dari ujung kaki sampai ke paha yang terbalut rok mini ketat warna merah. Wajah mereka yang rata-rata Indo seperti bintang sinetron sangat menyenangkan untuk dipandang, memang sangat cocok untuk mendampingi mobil-mobil mewah yang sedang dipamerkan. Sambil melihat, kupegang-pegang saja mobil yang di pamerkan dan kucoba membuka dan metutup salah satu pintunya.

Tiba-Tiba..., Mas, tolong kalau mau lihat ya dilihat saja, jangan dipegang-pegang, nanti harus dibersihkan lagi, aku menoleh ke arah teguran itu berasal, ternyata teguran tersebut berasal dari salah seorang sales promotion girl(SPG ) yang cantik, meskipun aku tersinggung, aku sempat tertegun melihat paras dan body cewek sales promotion girl(SPG ) yang satu ini. Wajah sales promotion girl(SPG ) yang ini seperti campuran Indo Belanda, kebarat-kebaratan seperti itulah. Masih setengah sadar, sales promotion girl(SPG ) itu ngomong lagi, Tolong minggir dulu ya.. ini ada pembeli yang mau lihat. Aku menoleh ke sekitar, Mana pembelinya.. pikirku, yang ada masih lihat-lihat mobil di sebelah, kali ini aku serasa benar-benar dilecehkan oleh sales promotion girl(SPG ) itu, dalam pikiranku, Sombong sekali cewek satu ini... padahal kan dia juga sebagai penjaga, belum tentu bisa beli mobil itu juga.

Sambil berpikir begitu, tak terasa aku bertatap pandang dengan gadis sales promotion girl (SPG ) itu, yang lebih mengesalkan wajahnya seakan-akan melihatku sebagai makhluk yang tidak sepantasnya berdiri di situ. Kulihat juga senyumnya yang benar-benar menyebalkan, seolah-olah menantang dan sudah menang. Seraya tersenyum aku minggir juga. Ayo, cabut! aku mengomando teman-temanku dengan nada yang masih kesal karena pelecehan tadi. Aku langsung mengarahkan mereka ke tempat parkir dengan tidak menyembunyikan wajah yang kesal. Mobil Espass kami pun meluncur. Sepanjang perjalanan, kami terdiam, teman-temanku tahu aku masih kesal, jadi mereka agak malas ngomong. Setelah beberapa saat Aris yang memegang kemudi memecah kesunyian, Kenapa lu? masih kesal sama sales promotion girl(SPG ) itu? tanyanya kepadaku. Belum sempat aku menimpali, Lukman buka suara, Lu nggak remas aja bokongnya, biar tau rasa dia. Tawa mereka berderai, tapi aku masih diam, melihat gelagatku yang tidak bisa diajak bercanda, teman-temanku ikutan diam. Tiba-Tiba Mamat mengeluarkan ide bagus, Eh.. gimana kalo kita culik aja tuh cewek! Hatiku yang kesal ini bagaikan mendapat siraman air yang menyegarkan, Betul juga, pikirku, Biar ntar dia rasain gimana akibatnya kalau melecehkan aku Aku tersenyum menyeringai ke arah Mamat, dan kami langsung memutar mobil ke arah mall itu lagi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, mulai terlihat karyawan-karyawan dari mall tersebut keluar untuk pulang.

Kami dengan sabar menunggu di depan mall itu sambil mengawasi orang-orang yang keluar. Gimana kalau keluar dari samping pertokoan? tanya Lukman. Ah.. ya berarti nasibnya beruntung, jawabku cepat. Itu! itu! Mamat setengah berteriak menunjuk ke suatu arah. Mata kita semua langsung menjelajah ke arah yang ditunjuk Mamat. Bagus! pikirku ketika melihat si sales promotion girl(SPG ) berjalan keluar mall untuk mencari kendaraan. Dia bersama seorang temannya yang kelihatannya sales promotion girl(SPG ) juga, sudah mengenakan sehelai kain untuk menutupi roknya yang mini, mereka berjalan menelusuri trotoar, rupanya rute angkutannya bukan di jalan ini. Kami segera membuntutinya pelan-pelan sampai mereka berhenti di perempatan yang sudah dikuasai oleh banyak angkota. Mereka langsung masuk ke salah satu bemo yang ada, begitu bemo tersebut berangkat, kami pun langsung mengikutinya.

Sampai di sebuah jalan, yang untungnya sepi sehingga sangat mendukung operasi kami ini, si sales promotion girl(SPG ) turun. Tidak sedikit pun dia menaruh curiga bahwa sebuah mobil telah mengikuti angkutannya sejak tadi. Setelah bemo tersebut meninggalkannya cukup jauh, kami mulai mendekati sales promotion girl(SPG ) itu yang kelihatannya masih harus berjalan kaki untuk mencapai rumahnya. Tanpa buang-buang waktu Aris mensejajarkan mobil kami di samping sales promotion girl(SPG ) itu dan Mamat langsung membuka pintu samping Espass. Kulihat sales promotion girl(SPG ) tersebut terkejut melihat ada mobil yang sangat dekat dengan dirinya, dan tanpa disadari tangan Mamat sudah merenggut tangan dan menarik tubuhnya ke dalam mobil. Srreeekkk..., pintu samping ditutup, mobil kami langsung melaju tanpa bekas, sementara si sales promotion girl(SPG ) masih kebingungan dan akan berteriak, tetapi dengan sigap Lukman langsung menutup mulutnya sehingga yang terdengar hanya gumaman. Si sales promotion girl(SPG ) mencoba meronta, namun sebuah pukulan ditengkuknya yang diluncurkan oleh Mamat membuatnya langsung pingsan. Aku menoleh ke belakang, Lukman dan Mamat tersenyum memandangku seolah-olah ingin menyatakan bahwa operasi penculikan sudah berhasil. Kulihat kain yang menutupi rok mininya tersingkap, dan meskipun di dalam mobil gelap, aku masih dapat melihat pahanya yang mulus. Mamat pun tak tahan langsung memijat dan meraba paha yang mulus itu. Mobil kami langsung meluncur ke rumah Aris yang memang kosong dan biasa sebagai tempat kami berkumpul. Setelah sampai dan memarkir mobil di garasi, kami menggendong sales promotion girl(SPG ) yang masih pingsan itu ke dalam kamar.

Di sana kami mengikatnya pada kursi kayu yang ada. Aku duduk di ranjang menghadap sales promotion girl(SPG ) yang masih lunglai itu yang terikat di kursi kayu. Teman-temanku kelihatannya memang menghadiahkan sales promotion girl(SPG ) itu ke padaku untuk diperlakukan apa saja. Mat... ambilin air. Mamat keluar kamar dan tak lama masuk dengan segelas air yang disodorkan kepadaku. Aku berdiri dan menyiramkan pelan-pelan ke wajah sales promotion girl(SPG ) itu. Ketika sadar, sales promotion girl(SPG ) itu terlihat sangat terkejut melihatku di depannya, Kamu... katanya seraya menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tubuhnya terikat erat di sebuah kursi. Kali ini aku yang tersenyum, senyum kemenangan. Mau apa kamu? masih dengan sombong sales promotion girl(SPG ) itu bertanya setengah menghardik kepadaku. Kalau kamu macam-macam, aku akan teriak, lanjutnya lagi. Aku hanya tersenyum, Silahkan saja teriak, nggak bakal terdengar kok, kataku sambil menyalakan tape si Aris, kebetulan lagunya dari band Metallica, Unforgiven, kusetel agak keras, meskipun aku yakin bahwa kamar Aris letaknya terisolir, jadi tidak mungkin teriakannya didengar orang lain. Ketakutan mulai terlihat di wajah sales promotion girl(SPG ) itu, wajahnya yang cantik sudah mulai terlihat memelas memohon iba. Namun kebencian di hatiku masih belum padam, aku ingin memberinya pelajaran!. Siapa namamu? tanyaku dengan nada datar. Anita , jawabnya. Ampun Mas, maafkan aku, aku disuruh boss untuk bersikap begitu, katanya seolah membela diri. Tidak peduli dengan pembelaan dirinya, langsung kusibakkan kain yang menutupi roknya, lalu dengan kasar kutarik roknya hingga ke pangkal paha. Anita menatapku ketakutan, Jangan, jangan Mas... ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.

Lagi dengan kasar kutarik bajunya sehingga kursi yang didudukinya bergeser dan kancing bajunya hampir lepas semua. Terlihat oleh kami bulatan toked yang masih tertutup BH berwarna putih. Tak tahan melihat itu Aris dan Mamat yang berdiri di sampingnya langsung meremas-meremas toked itu. Anita sangat ketakutan, ditengah ketakutannya dia berusaha meronta, namun hal itu semakin meningkatkan nafsu kita. Jari-jariku langsung meraba secara liar daerah liang vaginanya yang masih tertutup CD, mengelus dan berputar-putar dengan lincah dan sekali-sekali mencoba menusuk. Tidakkk.. tidakkk.. Anita berkata lirih seolah ingin menolak takdir. Breetttt... breettt... kubuka dengan paksa seluruh baju Anita sehingga yang terlihat hanya BH dan CD-nya saja. Naikkan ke atas meja, kataku, serta merta ketiga temanku langsung bekerja sama memegangi Anita dan mengikatnya di atas meja. Anita meronta-ronta sekuat tenaga namun tentu saja usahanya tidak mampu melawan tiga tenaga cowok. Sekarang dia sudah terlentang di atas meja dengan tangan terikat di sudut-sudut meja, kedua kakinya agak menjulur ke bawah karena mejanya tidak cukup panjang, namun kami mengikatnya secara terpisah pada dua kaki meja. Kami sendiri posisinya sekarang di samping tubuhnya. Lalu dengan sekali tarik kulepas BH-nya dan menonjollah dua bagian tokednya yang cukup padat berisi. Sekarang kami melihat sebuah tubuh yang putih mulus dan langsing dengan tonjolan toked yang bergoyang-goyang karena Anita masih berusaha meronta. Karena meronta, terlihat CD-nya yang agak transparan semakin mengetat memperlihatkan lekuk-lekuk liang vaginanya. It's showtime! teriakku yang disambut oleh kegembiraan teman-temanku dan wajah ketakutan Anita . Aku langsung mengambil beberapa karet gelang, lalu kulingkarkan di toked Anita sampai terlihat mengeras dan merah. Aduhhh... erang Anita , masih kutambah penderitaannya dengan menjepitkan jepitan yang biasa digunakan Aris untuk alat elektronik, bentuknya bergerigi dan terbuat dari logam tipis yang di-chrome, kujepitkan di kedua puting susunya. Aduhhh.. ahhh.. aduuhhh Anita mengerang kesakitan

. Aris lalu memberiku sebuah alat seperti pecut, yang terbuat dari beberapa tali tampar kecil sekitar 5 buah yang salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu pada sebuah pegangan dari rotan. Entah untuk apa alat ini biasanya digunakan Aris, pikirku, tapi peduli apa, yang penting sekarang benda ini ada gunanya.Jangan.. ampunnn Mas... pinta Anita , melihat aku mengibas-ngibaskan pecut itu. Aku tersenyum sadis, lalu tanganku kuangkat dan sebuah pecutan kuarahkan ke tokednya. Ctasss... Tubuh Anita menggelinjang, dan buah dadanya langsung bergoyang ke kanan ke kiri menahan sakit. Aduhhh... teriaknya sambil menitikkan air mata. Beberapa garis merah terlihat di kedua buah dadanya, di sekitar puting. Lagi? tanyaku kepada Anita , yang tentu saja dijawab dengan gelengan kepala, Ampunnn.. ampunnn tolonggg... rintihan bercampur tangis Anita menjadi satu. Tanpa rasa iba pecut kuayun lagi, kali ini sasarannya adalah pahanya. Mmmpphhh... Anita menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

Sekali lagi kuayun pecut itu, sekarang ke arah pusar, garis-garis merah segera menghiasi tubuh Anita . Entah aku sangat menikmatinya sehingga tak terasa sudah beberapa ayunan pecut mengarah ke tubuh Anita . Tubuhnya terlihat bergetar, menggelinjang menahan sakit dan perih. Wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat sudah benar-benar menunjukkan penderitaan. Tapi aku masih belum puas. Kulihat teman-temanku, ketiganya tersenyum seakan memberikan dukungan kepadaku untuk terus menyalurkan hasratku. Kudekati telinga Anita , dia yang sudah ketakutan padaku, dia berusaha menjauhkan kepalanya, mungkin dikiranya aku mau menggigit telinganya.

Kubisikkan sesuatu di telinga Anita , Anita , gimana kalau kita ganti alatnya, sekarang pakai ikat pinggang saja ya, bisikku sambil menyeringai sadis. Anita menunjukkan ekspresi terkejut setengah tidak percaya bahwa dia akan menerima siksaan yang lebih hebat. Ampun... lepaskan saya... ibanya meskipun tahu aku tidak akan melepaskannya. Kubuka ikat pinggangku yang terbuat dari kulit, kulilitkan sebagian pada telapak tanganku, Anita melirikku dengan ketakutan yang amat sangat, nafasnya tersenggal-senggal meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengaturnya. Mungkin dengan mengatur napas dia berharap sabetan ikat pinggangku tidak akan terlalu sakit. Kuangkat tinggi tanganku dan kuayunkan dengan keras, Anita memejamkan matanya, saat ikat pinggangku mendarat di pahanya terdengar meja yang ditiduri Anita agak berderit karena tubuh Anita secara spontan bergetar keras menahan sakit. Ahhh.. ampun.. ampun.. hahhh.. hahhh.. Anita berkata tersendat-sendat. Kali ini bukan hanya garis merah yang tampak, tetapi semacam jalur merah tercetak di paha Anita . Ceplasss... Ceplassss... sabetan ikat pinggangku semakin liar menghujani tubuh Anita . Anita sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya menggeleng ke kiri ke kanan menahan penderitaan yang kuberikan. Puas dari samping, Bagaimana kalau pukulan yang mengarah langsung ke liang vaginanya? pikirku. Lalu aku mulai menyobek CD-nya dan minta kepada dua temanku untuk melepaskan ikatan kaki Anita dan mengikatnya kembali pada posisi menekuk ke atas dan mengangkang, sehingga liang vaginanya terbuka lebar. Anita berusaha meronta dan menutup liang vaginanya dengan kakinya, namun ikatan kami cukup erat sehingga kedua kakinya tidak bisa mengatup. Persis menghadap liang vaginanya, aku mengelus-elusnya sambil tersenyum sinis. Anita mengangkat kepalanya dan menatapku dengan pandangan nanar.

Aku mulai menjauh, ikat pinggang mulai kuputar-putar, lalu..., Ceplasss... ikat pinggang itu mendarat dengan tepat di bibir liang vagina Anita . Kali ini Anita meronta-ronta dengan sangat dan cukup lama, tampaknya dia sangat kesakitan, kepalanya ditengadahkan ke atas sembari mengguncang-guncangkan bokongnya di atas meja. Aku berjalan ke sampingnya, Lagi? tanyaku seolah tak menghiraukan penderitaannya. Anita tidak mengatakan apa-apa, kelihatannya dia sudah pasrah. Aku tersenyum penuh kemenangan, kusentuh bibir liang vaginanya yang tentunya masih pedih, Anita menggelinjang, tak peduli kugesek-gesekan jariku di liang senggamanya, tubuh Anita terus menggelinjang. Sakittt.. sakittt.. gumamnya lirih. Seolah tak peduli, kembali aku mengambil dua jepitan, dan kujepit di kedua bibir liang vagina yang memerah itu. Anita menatapku dengan pandangan tak percaya akan kesadisanku. Oke, kataku, Tidak ada lagi pukulan..., Anita diam saja tanpa ekspresi, ...tapi sekarang waktunya bermain lilin, lanjutku sambil menyunggingkan senyum. Kali ini Anita menolehkan wajahnya yang layu, berkeringat dan basah karena air matanya. Bisa kubaca dalam pikirannya, Oh.. apa lagi yang akan diperbuatnya pada tubuhku.. malangnya nasibku... Memang di kamar Aris ada beberapa lilin untuk jaga-jaga jika lampu mati, ada yang kecil dan ada juga yang besar supaya awet. Kuambil Zippo-ku, kunyalakan satu lilin yang kecil. Lidah api menari berputar-putar melelehkan batang lilin yang menahannya. Menembus lidah api itu, kulihat pandangan Anita yang berharap aku hanya bercanda. Kujawab dengan pandangan juga yang menyatakan bahwa aku serius. Segera lilin yang kupegang kumiringkan di atas toked Anita .

Kulihat ekspresi Anita yang memandang lekat batang lilin yang terkena nyala api, pandangannya seolah berharap agar lilin tersebut tidak meleleh atau apinya tiba-tiba mati. Tapi tentu saja itu tidak terjadi, yang terjadi adalah tetesan pertama jatuh dan menetes di atas puting susu Anita sebelah kanan. Hhhh... Anita mendesah, punggungnya terlihat bergerak ke atas menahan panas lilin yang meleleh. Tetesan demi tetesan bergerak jatuh, dan Anita terlihat semakin kesakitan karena tetesan tersebut jatuh di tempat bekas pecut dan sabetan ikat pinggangku tadi. Tiba-tiba teman-temanku ikut bergabung, mereka semua memegang lilin bahkan tidak hanya satu tapi tiga atau empat sekaligus. Mereka dengan gembira meneteskan ke bagian-bagian sensitif Anita , seperti buah dada, pusar, sekitar liang vagina dan paha. Kali ini Anita seperti ular kepanasan, dia meliuk-liukkan tubuhnya menahan panas tetesan lilin. Seperti biasa, setelah puas pada bagian tubuh Anita , aku pun mengambil sebuah lilin dengan diameter yang besar dan menyalakannya. Setelah menunggu agak lama supaya lelehan lilin cukup banyak di atas lilin itu, aku kembali mengelus-elus liang vagina Anita . Anita langsung berkata, Tidakkk.. jangan.. jangan Mas..., aku pun tersenyum penuh nafsu mendengar nada yang memelas itu. Tapi tetap saja lilin yang besar itu kumiringkan di atas liang vagina Anita , Anita berusaha mengelak dengan menggeser bokongnya, Pintar juga dia, pikirku, tapi karena lelehan lilin ini masih banyak, dengan leluasa aku menaburkan tetesan-tetesannya ke liang vaginanya. Tak ayal bagaikan lahar panas tetesan tersebut mengalir ke liang vagina Anita dan mungkin ke dalamnya. Errrggghhh... gumam Anita , dia langsung menggoyang-goyangkan bokongnya dan menengadahkan kepalanya menahan panas dan sakit, dengan mulutnya yang menggigit rapat dan matanya terpejam erat. Kemudian kucoba untuk memasukkan sebuah lilin kecil ke anusnya, sulit sekali karena anusnya begitu rapat, aku memasukkan jariku terlebih dahulu dan menggesek-geseknya agar anusnya membesar. Aduh.. aduh.. ucap Anita , tapi aku tidak peduli, setelah anusnya membesar mulai kutancapkan sebuah lilin di anusnya.

Dan ide cemerlangku muncul lagi, kunyalakan lilin yang menancap itu dan setelah cukup lama, kutiup apinya dan kubalik, jadi yang menancap adalah bagian yang barusan menyala. Jesss... bunyi panas lilin bercampur dengan cairan yang keluar dari anus Anita . Tentu saja Anita menggeliat kesakitan, bokongnya dibentur-benturkannya ke meja seakan ingin melepaskan lilin yang menancap di anusnya. Aku tersenyum senang sambil kumasuk-keluarkan lilin tadi di anus Anita . Karena sudah puas menyiksa Anita , aku kasih kesempatan kepada teman-temanku untuk menyetubuhinya. Teman-temanku begitu gembira, mereka langsung beraksi, sementara aku melihat pertunjukkan ini dengan kepuasan total. Mereka melepas ikatan Anita yang sudah tidak berdaya itu, lalu tubuhnya dibalik dan bokongnya ditarik ke atas sehingga dalam posisi menungging. Aku melihat Anita diam saja, mungkin dia sudah capai dan pasrah serta tidak punya harapan hidup lagi. Wajahnya yang cantik terlihat sangat lesu dan seolah-olah siap diperlakukan apa saja. Mamat dengan tubuhnya yang besar mulai membuka celana dan melakukan penetrasi, langsung sodomi. Anita membelalak tak menyangka bahwa ada benda sebesar itu yang harus masuk ke anusnya. Belum selesai dia menikmati penderitaan karena ulah Mamat, Aris langsung menyelinap ke bawah tubuh Anita dan berusaha memasukkan kontolnya ke liang vagina Anita .

Anita melolong kesakitan karena anus dan liang vaginanya yang sudah lecet dan perih terkena sabetan ikat pinggang dan tetesan lilin, masih harus bergesekan dengan kontol teman-temanku. Tubuhnya terguncang ke depan berulang-ulang setiap kali Mamat dan Aris menghunjamkan kontolnya. Tokednya berguncang keras persis di atas wajah Aris yang dengan penuh nafsu meremas sekuatnya. Masih tersiksa dengan keadaan begitu, Lukman mengeluarkan kepunyaannya dan minta dikaraoke oleh Anita . Rintihan Anita menjadi tersendat-sendat karena tersedak dan batuk, Lukman bukannya kasihan malahan dia semakin terangsang sehingga dia menghunjamkan kontolnya ke mulut dan tenggorokan Anita berulang-ulang. Aku tersenyum saja melihat kelakuan teman-temanku yang brutal, lalu kudekati Anita sambil berkata, Anita .. punggungmu masih mulus lho.. aku cambuk ya... Karena tidak mungkin menggunakan pecut dan ikat pinggang sebab bisa mengenai Aris yang berada di bawah tubuh Anita , maka aku menggunakan rotan yang tadi sebagai pegangan untuk pecut, rotan ini ujungnya memecah sehingga sangat cocok untuk menimbulkan rasa sakit. Segera kuraih rotan itu dan kupukulkan berulang-ulang ke punggung Anita . Tubuh Anita terlihat menggelinjang dan menggeliat seiring dengan hujaman-hujaman yang diberikan oleh Mamat, Aris dan Lukman serta siksaan cambukan rotan dariku.

Mamat yang melihat punggung Anita terkena pukulan rotanku sangat terangsang dan segera memuntahkan maninya ke liang dubur Anita , lalu dia pun mencabut batang kemaluannya. Karena bokongnya kosong, atau tidak ada orang, aku pun dengan leluasa memukul bokongnya dengan rotan. Kulihat Anita sangat menderita, bokong yang baru saja dimasuki paksa oleh Mamat masih harus menerima siksaan rotanku. Giliran Lukman yang ejakulasi, maninya langsung menyemprot ke tenggorokan Anita , membuatnya menjadi sulit bernafas dan seperti mau muntah. Melihat begitu semakin keras kupukulkan rotan ke bokongnya, bahkan ke belahan bokongnya. Tiba-tiba Anita lunglai, kelihatannya dia tak tahan lagi menerima siksaan kami, dia pingsan. Aris yang belum selesai masih terus melakukan aksinya, sehingga tubuh Anita yang pingsan itu terguncang-guncang ke sana ke mari, akhirnya Aris pun mencapai puncaknya dan menyemprotkan air maninya di dalam liang vagina Anita yang masih pingsan. Aku sendiri sudah merasa puas dengan balas dendamku ini. Kami berempat tertawa dan puas.

Kami lalu membawa tubuh Anita untuk dibuang, sebetulnya kami ingin menyimpannya untuk kenikmatan sehari-hari tetapi terlalu beresiko. Akhirnya tubuh Anita kami lempar di depan mall tempat dia bekerja. Aku tersenyum puas karena sudah memberi pelajaran kepada sales promotion girl (SPG ) yang sombong itu, tapi dalam hati aku merasa ketagihan untuk menyiksa sales promotion girl(SPG ) yang lain, kusampaikan ini ke teman-temanku dan mereka semuanya setuju untuk suatu waktu menculik dan menyiksa sales promotion girl(SPG ) yang lain.

Pemerkosaan dan Penyiksaan terhadapat cewek SPG sexy More Cerita Pemerk
<><><>5

video hot gadis seksi
video webcam cewek nakal telanjang
Article / Cerita Dewasa

Cerita Sex Dewasa Kenalakan Remaja Jilbab Perawan
by admin
Wednesday, August 12, 2009 13:02:09 hits: 12020697 Send to a friend Print Version

Cerita Sex ini merupakan sebuah cerita dewasa yang kesannya sangat natural banget dan gagasannya sanget menarik dan nakal kalau dibaca dari awal pasti akan seru banget! cerita sex dewasa ini dikirimkan oleh seorang member situs ini yang minta nama dan identitasnya dirahasiakan ok kita langsung aja ke ceritanya : Meskipun awalnya ragu, akhirnya Pertiwi mau juga masuk ke rumah Muhris. Dadanya berdegup kencang karena ini adalah kali pertama ia main ke rumah teman prianya. Kamu tentu tahu Madrasah ‘Aliyah tempat mereka berdua bersekolah melarang hubungan lawan jenis seperti ini. Seperti halnya perintah tegas Sekolah kepada setiap siswi untuk mengenakan jilbab.

Tapi Pertiwi tak bisa menolak ajakan teman yang ia sukai itu. Dua tahun sudah mereka saling mengenal, sejak keduanya sama-sama duduk di bangku kelas satu. Dan perasaan suka itu muncul di hati Pertiwi tak lama setelah pertemuan pertamanya. Kalau tidak karena Muhris memberi sinyal yang sama, Pertiwi tentu sudah melupakan perasaannya. Tapi cowok itu terus saja bersikap spesial kepadanya, hingga cinta jarak jauh mereka terjalin erat meski tanpa kontak fisik.

Lalu tiga bulan yang lalu saat menjelang Ujian Akhir Sekolah. Kelas pria dan wanita yang biasanya terpisah mulai digabung di beberapa kesempatan karena alasan peningkatan intensitas pelajaran. Siswa putra duduk di barisan depan, sedang yang putri di bagian belakang. Tapi Muhris duduk di barisan putra paling belakang sedang Pertiwi di barisan putri paling depan. Maka tak ayal Muhris berada tepat di depan Pertiwi. Dan itulah awal kontak terdekat yang terjadi pada mereka. Biasalah… Awalnya pura-pura pinjam alat tulis, tanya buku, ini… itu… Tapi senyuman makin sering tertukar dan kontak batin terjalin dengan pasti. Kadang ada alasan bagi keduanya untuk tidak keluar buru-buru saat istirahat, hingga ada masa singkat ketika mereka hanya berdua di dalam kelas; tanya-tanya pelajaran—alasan basi yang paling disukai setiap orang.

Dua bulan lebih dari cukup untuk memupuk rasa cinta. Meski pacaran adalah terlarang, dan keduanya belum pernah saling mengutarakan cinta, tapi semua teman mereka tahu keduanya adalah sepasang kekasih. Hubungan cinta yang unik di jaman yang serba bebas ini. Dan Pertiwi begitu menikmati perasaannya. Setiap waktu teramat berharga. Sekilas tatapan serta seulas senyuman selalu menjadi bagian yang menyenangkan. Lalu cinta mulai berkembang saat kenakalan muncul perlahan-lahan. Pertiwi sempat ragu saat Muhris memintanya untuk datang ke Mall M sepulang sekolah sore itu. Sejuta perasaan bahagia membuncah di hati Pertiwi, bercampur dengan rasa takut dan kegugupan yang luar biasa. Ia nyaris pulang lagi saat sore itu ia berdiri di pintu Mall untuk bertemu dengan Muhris. Tapi cowok itu keburu melihatnya hingga ia tak dapat menghindar lagi. Ia tahu bahwa dirinya salah tingkah selama kencan pertama mereka.

Malamnya Pertiwi tak bisa tidur. Membayangkan tentang betapa menyenangkannya kencan mereka, saat untuk pertama kalinya Muhris menggenggam tangannya selama berkeliling melihat-lihat banyak hal. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin. Muhris bahkan membelikan sebuah hadiah berupa kalung mutiara yang sangat mahal untuk ukuran dirinya. Untaian mutiara itu sangat indah, putih memancarkan kilau yang terang. Cowok itu berkata, “Walaupun aku tak akan dapat melihatmu mengenakan kalung itu, kuharap kamu mau tetap mengenakannya.” Dan tentu saja ia senantiasa mengenakan kalung mutiara itu.

Satu bulan itu dihiasi dengan kencan sembunyi-sembunyi yang sangat mendebarkan. Seperti bermain kucing-kucingan dengan semua orang yang Pertiwi kenal. Kalau ada satu saja orang yang tahu Pertiwi berduaan dengan seorang pria di Mall, maka Pertiwi tak dapat membayangkan petaka apa yang akan menimpanya. Tapi berhenti dari melakukan itu ia yakini lebih mengerikan daripada terus menjalaninya. Karena, di sore itu, di satu sudut yang sepi di dalam Mall, tiba-tiba saja Muhris mencium pipinya dengan cepat tanpa mengatakan apapun juga. Hanya sekilas, dan Muhris membuat seolah-olah itu tak pernah terjadi. Tapi pengaruhnya sangat besar pada diri Pertiwi. Karena seluruh perasaannya bergemuruh dan membuncah. Bercampur aduk hingga ia hanya bisa diam saja seperti orang bodoh. Sisa sore itu berlalu tanpa ada dialog apapun, karena Pertiwi tahu wajah putihnya telah berubah semerah udang rebus. Meninggalkan kesan terindah yang terbawa ke dalam mimpi bermalam-malam sesudahnya.

Tiga hari sejak peristiwa itu Pertiwi selalu berusaha menghindar dari Muhris. Ia merasa malu, bingung dan takut. Bagaimanapun juga satu sisi perasaannya masih memiliki keyakinan bahwa cinta mereka mulai melewati batas. Tapi ia belum tahu cara kerja nafsu. Karena ketika akhirnya mereka bertemu kembali, Pertiwi tak bisa menolak saat di banyak kesempatan Muhris mencium pipinya berkali-kali; kanan dan kiri. Bahkan, saat Muhris semakin nakal dengan meremas tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya (meski semua itu dilakukan Muhris tak lebih dari lima detik saja), Pertiwi hanya terpana dan sangat menikmati semuanya. Sebelum berpisah, Muhris berbisik pelan kepadanya, “Kamu mau, kan, main ke rumah esok sore?”
Anehnya, seperti seorang yang terhipnotis, Pertiwi mengangguk…
Maka, sore itu, dengan mengenakan gamis bercorak ceria khas remaja dengan hiasan renda bunga melati, dipadukan dengan jilbab pink yang disemati bros berbentuk kupu-kupu, juga sebuah tas jinjing dari kain kanvas, Pertiwi duduk di sofa ruang tamu di rumah Muhris. Menunggu kekasihnya mengambilkan dua gelas jeruk dingin dan sepiring buah-buahan segar. Matanya menatap ke sekeliling ruangan dan mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan.

Kesan itu didapat, sebagian karena bagaimanapun ini adalah rumah orang yang ia cintai, dan sebagiannya lagi karena pemiliknya memiliki cukup banyak uang untuk menata dengan demikian indahnya. Pertiwi tak tahu banyak soal dekorasi, tapi sesungguhnya rumah itu memang didesain dengan nuansa klasik yang sesuai dengan alam pegunungan tempat rumah itu berdiri. Perabotan, dari mulai lampu-lampu, tempat duduk, meja, lukisan-lukisan serta berbagai hal didominasi oleh corak bambu dan kayu asli. Sementara dedaunan dan tanaman hijau—bercampur antara imitasi dan buatan—menghiasi sudut-sudut yang tepat. Air terjun buatan dibangun di samping ruang tamu, dengan cahaya matahari yang hangat menyinari dari kaca jendela samping. Wilayah itu ditutup oleh kaca bening yang dialiri air dari atas, sehingga mengesankan suasana hujan yang indah dan menimbulkan bunyi gemericik air yang terdengar menyenangkan.

Lukisan pedesaan dipasang di satu sudut yang tepat bagi pandangan mata, dengan gaya naturalis hingga setiap detail nampak sangat jelas. Seperti sebuah foto namun memancarkan aura magis yang lebih kentara. Pertiwi sempat terpana dengan semuanya, dengan kesejukan yang melingkupi seluruh dirinya, sampai ia tak sadar kalau Muhris telah duduk di sebelahnya, sedang menata gelas dan piring-piring.
“Maaf, ya… Seadanya. Habisnya Umi lagi ke Bandung ikut seminar, nemenin Abi…”
Pertiwi tersipu malu. Ia berasal dari keluarga yang lebih sederhana, sehingga rasa mindernya muncul saat mendapati rumah yang demikian besar dan mewah ini ternyata milik pacarnya.
“Nggak apa-apa, Ris. Pertiwi seneng, kok…” Pertiwi merasakan suaranya tercekat di tenggorokan.
Sore itu Pertiwi lalui dengan sangat menyenangkan. Ngobrol berdua, bercanda, tertawa, nonton film, main game PS hingga makan malam. Pertiwi baru tahu bahwa ternyata Muhris bisa memasak. Pintar malah. Kelezatan rasanya melebihi masakan yang pernah ia buat. Dengan malu ia mengakui itu di hadapan kekasihnya, yang membalasnya dengan ciuman pipi kanan yang lembut.
“Aku tetep cinta kamu, kok…”

Perlu diketahui bahwa Pertiwi saat itu berusia 16 tahun dan memiliki tubuh yang mulai matang sebagai seorang gadis. Posturnya juga tinggi dengan wajah manis yang terkesan keibuan. Tapi percayalah bahwa ia sangat polos, lebih polos dari gadis SD di kota besar yang telah mahir urusan peluk dan cium. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari arus informasi dan pengaruh buruk ibukota. Maka ia tak menaruh prasangka apapun saat Muhris mengajaknya menginap di rumahnya malam itu. Memang ini urusan yang tabu di desanya, tapi kepolosan Pertiwi membuatnya yakin bahwa Muhris tak akan melakukan hal buruk terhadapnya. Sehingga, pilihan berbohong ia lakukan agar bisa berduaan terus dengan kekasihnya. Ia telah bilang pada orang rumah bahwa ia akan menginap di rumah Ririn. Ia tahu orang tuanya tak akan curiga, karena hal itu biasa ia lakukan di waktu-waktu ujian sekolah. Apalagi menjelang Ujian Akhir seperti sekarang.

Suasana malam sangat sunyi dan suara jengkerik telah berganti dengan burung malam. Tak berapa lama rintik hujan mulai turun, dan Pertiwi tak menyadarinya sampai hujan itu berubah jadi deras. Sangat deras, karena di musim penghujan seperti ini hal seperti itu selalu saja terjadi. Kalau tidak karena suasana cinta yang tengah meliputinya, Pertiwi tak akan betah di rumah orang dalam situasi seperti itu.
O, iya… Sebetulnya Pertiwi dan Muhris tidak benar-benar berdua di rumah, karena ada Hana, adik perempuan Muhris yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Makanya Pertiwi tidak terlalu merasa sungkan, karena ia bisa bermain dengan Hana juga di sepanjang sore dan malam itu. Muhrislah yang agak kerepotan karena harus meminta Hana agar berjanji tidak memberitahukan keberadaan Pertiwi kepada orang tua mereka. Hana sebetulnya tidak susah dibujuk. Hanya saja keberadaannya menyulitkan karena ciuman-ciuman harus dilakukan secara hati-hati.

Peluk dan cium beberapa waktu yang lalu memang mendapatkan perlawanan (meski setengah hati) dari Pertiwi. Tapi hal itu tak berlaku malam ini, karena kini Pertiwi merasa lebih santai dan bebas. Di satu kesempatan Muhris memeluknya sembari mencium bibirnya sekilas. Di kesempatan lain ia dipeluk dari belakang, tepatnya saat ia mencuci piring bekas makan malam dan pria itu mengendap-endap dari belakang dan begitu saja melingkarkan tangan di pinggangnya. Pertiwi sempat menjerit pelan dan berusaha meronta, tapi tangannya yang memegang piring dipenuhi busa sabun hingga susah untuk bergerak. Ia hanya menggelinjang pelan dan merengek lemah, saat pelukan itu makin erat dan ciuman di pipinya membuatnya terbius. Hampir saja Hana melihat perbuatan mereka, kalau Muhris tidak buru-buru melepaskan pelukan di pinggang yang ramping itu.

Setelah mandi malam yang menyenangkan, di dalam bath-tub air hangat yang penuh busa dan peralatan mandi yang lengkap milik Umi Muhris, Pertiwi bergabung dengan kakak beradik di ruang TV. Ia mengenakan busana malam yang lebih santai (setidaknya untuk ukuran gadis berjilbab); kemeja kaus lengan panjang putih bermotif garis warna biru dengan bawahan rok katun berwarna biru lembut, dipadukan jilbab simpel berwarna biru senada. Parfum aroma bunga khas remaja ia seprotkan di tempat-tempat yang tepat untuk menyegarkan dirinya. Lalu ia duduk di samping Hana yang sedang tertawa menyaksikan film kartun di televisi. Mata Pertiwi saat itu tertuju penuh ke televisi, namun pikirannya terbang ke alam tertinggi yang penuh imajinasi. Pelukan dan ciuman hangat dari Muhris mau tak mau membangkitkan gairah terpendam yang selama ini tersembuyi jauh di dasar jiwanya. Ia mengalami semacam sensasi aneh yang baru dikenalnya, yang sangat memabukkan dan membuatnya lupa diri. Jam baru pukul delapan malam namun kegelisahannya telah memuncak.

Pertiwi tak tahu—atau mungkin tak berani mengakui—bahwa dirinya telah dipenuhi sensasi seks yang menyenangkan. Terlebih ini adalah masa-masa suburnya. Letupan-letupan kecil yang dipicu oleh Muhris membuatnya perlahan-lahan tebawa ke arus deras, hingga sulit terbendung oleh keremajaannya yang sedang membara. Penghalang dirinya untuk melakukan hal-hal yang lebih seronok adalah rasa malu, takut serta ketidaktahuan yang besar tentang kondisi-kondisi semacam ini. Tapi pancingan-pancingan yang dilakukan oleh Muhris dengan lihai membawanya pada pengalaman-pengalaman terlarang yang sangat menggairahkan. Semuanya akibat kepolosan sang gadis remaja.

Jam delapan lewat dua puluh menit Muhris bangkit dari duduknya dan menarik tangan Pertiwi agar mengikutinya. Hana tak sadar karena ia terfokus pada acara televisi. Pertiwi menurut dan dadanya berdebar kencang saat Muhris menariknya ke lantai dua. Kalau Pertiwi sedikit lebih gaul, ia akan tahu Muhris bermaksud melakukan sesuatu, tapi Pertiwi jauh lebih polos dari yang orang kira, hingga ia justru merasa senang saat Muhris mengajaknya untuk melihat-lihat kamarnya. Ia senang bisa tahu isi dalam kamar kekasih yang ia cintai. Pertiwi kagum pada suasana kamar Muhris yang menyenangkan. Ia juga terkejut saat menemukan foto dirinya dalam pose separuh badan terpampang di dinding kamar. Foto itu ditutupi Muhris oleh poster pemain bola, hingga tidak ada yang tahu bila setiap malam ia menarik poster itu dan memandangi foto gadis yang tersenyum manis di sana.

Pertiwi setengah lupa tentang kapan ia membuat foto itu. Ia merasa foto itu lebih cantik dari aslinya. Tapi Muhris menjelaskan bahwa program komputer photoshop dapat melakukan banyak hal, seperti membuat gadis secantik dirinya terlihat lebih segar dan mempesona. Pertiwi tersipu malu. Tapi itu belum seberapa, karena tiba-tiba Muhris menarik dirinya agar berhadapan, lalu mengeluarkan sepasang anting mutiara dari kotak beludru di saku celananya. Pertiwi terperanjat. Muhris berbisik mesra, “Ini pasangan kalung yang pernah kuberikan. Aku mau kamu mengenakannya…”

Mata Pertiwi berkaca-kaca. Kalau saja ia berani, ia sudah memeluk pria di hadapannya dan menciumnya bertubi-tubi. Tapi ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu. Ia hanya salah tingkah, saat Muhris meletakkan anting-anting itu di telapak tangannya dan berkata lagi, “Aku pasangkan sekarang, ya…”
“Tapi…” Suara Pertiwi serak dan lirih.
“Tapi kenapa?”
“Pertiwi malu…”
“Kok malu? Bukankah kita saling mencintai?! Masihkah kita saling tertutup?”
Pertiwi bingung untuk menjawab, karena ini adalah momen pertama dalam hidupnya ketika ia harus membuka jilbabnya di hadapan seorang laki-laki. Wanita-wanita yang biasa berbikini di kolam renang atau berpakaian seksi di Mall-mall tentu tak akan paham kenyataan ini. Tapi Pertiwi adalah perempuan yang sejak belasan tahun lalu selalu menutup seluruh bagian tubuhnya dan tak memamerkannya pada siapapun kecuali keluarganya. Melepas jilbab baginya sama seperti melepas rok di depan kamera bagi gadis keumuman. Aneh? Memang! Tapi itulah kenyataannya. Ia setengah menangis saat tak kuasa menolak permintaan Muhris yang menyudutkan itu. Ia memang diam. Tapi dadanya bergemuruh hebat saat jemari Muhris melepasi jarum dan peniti yang menyemati jilbabnya. Ia tertunduk dalam dan menahan nafas saat tangan kekasihnya menarik lepas jilbabnya. Tangannya yang gemetar meremas-remas ujung kaus, dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat Muhris menarik dagunya agar mereka bisa saling bertatapan serta membelai rambutnya dengan mesra; rambut yang hitam lurus sepanjang bahunya.

“Kamu cantik sekali, Pertiwi…” Suara itu terdengar lirih, dan Pertiwi hanya terpejam menahan semua perasaannya. Itu adalah ekspresi terbodoh yang pernah ia lakukan, atau justru yang terbaik, karena semuanya mendorong Muhris untuk mengecup bibirnya dengan lembut. Ciuman hangat dan penuh cinta, membawa Pertiwi terbang tinggi dan melupakan dunia ini.
“Mmmh…” Pertiwi hanya terpejam pasrah. Tubuhnya gemetar hebat. Tapi mulutnya terbuka lebar saat lidah Muhris mulai menjulur dan menggelitiki rongga mulutnya. Lidahnya ikut bergerak meski masih sangat kaku, saling menggelitiki untuk mendapatkan sensasi aneh yang sempurna. Tangannya begitu saja memeluk lengan Muhris yang kokoh, yang saat itu tengah melingkarkannya di pinggangnya sendiri.

Waktu seakan berhenti. Dan keduanya terpaku seperti sepasang patung sihir. Hanya helaan nafas yang terdengar di sela-sela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Kedua tubuh itu merapat dan saling bergesekan, seakan tak dapat terpisahkan. Saling memberikan rasa hangat yang aneh dan membangkitkan seluruh saraf yang tertidur. Keduanya baru berhenti ketika nafas mulai habis dan terengah-engah kelelahan. Pertiwi kaget dan merasa malu sekali. Mulutnya basah akibat ciuman panas itu. Tapi ia tak dapat berbuat apa-apa selain menanti yang terjadi selanjutnya. Ia membiarkan Muhris memasang anting-anting di kedua telinganya. Ia menahan rasa geli saat jari jemari Muhris seakan menggelitik kedua telinganya, dan menurut saja ketika pria itu menuntunya ke hadapan cermin besar.
“Lihat… Kamu cantik sekali..”
Pertiwi melihat sekilas ke cermin, menyaksikan dirinya sendiri tanpa jilbab, dengan dihiasi anting-anting dan kalung mutiara dari kekasihnya. Ia merengek manja dan menutup muka dengan telapak tangannya. “Aah… Muhris jahat… Pertiwi malu…” “Malu sama siapa?” Mereka bercanda dengan mesra dan lebih hangat. Ciuman tadi telah menyingkapkan tabir kekakuan yang telah terbentuk selama ini. Mereka kini lebih mirip sepasang kekasih, dengan pelukan dan ciuman hangat yang sarat nuansa cinta.

Pagi itu adalah pagi terindah bagi Pertiwi. Menghidangkan sarapan di meja makan untuk Muhris membuatnya merasa seperti seorang istri yang melayani suaminya. Muhris dan adiknya sangat puas dengan masakannya. Canda tawa menghiasi makan pagi mereka yang berlangsung dengan santai. Seusai makan Hana langsung berangkat sekolah, meninggalkan sepasang sejoli yang dimabuk asmara itu tanpa kecurigaan apapun. Membiarkan keduanya menikmati hari dalam kemesraannya. Tapi, kalau kamu berpikir malam itu keduanya melakukan hubungan-hubungan khusus suami istri, percayalah bahwa kamu salah besar. Mereka masih terlalu penakut untuk melakukan hubungan yang lebih jauh. Meskipun ciuman mereka semakin panas, aktivitas lain masih terhitung sopan karena tangan Muhris tak pernah bergerilya seperti tangan para professional. Masih tetap pelukan sopan yang tak melibatkan rabaan ataupun sentuhan lain. Keduanya tidur terpisah dan tak ada aktivitas nakal di malam hari.

Pertiwi pulang dari rumah Muhris sekitar pukul sepuluh pagi, setelah banyak ciuman tambahan sehabis sarapan dan mandi pagi. Kepada orang rumah ia bilang sekolah pulang cepat. Seharian ia lebih banyak mengunci diri dalam kamarnya, menikmati sensasi imajinasi yang semakin liar dibanding waktu sebelumnya. Pertemuan selanjutnya ternyata lebih lama dari yang diduga. Keduanya benar-benar tersibukkan oleh tugas-tugas sekolah, hingga baru bertemu lagi (untuk berduaan tentunya) dua minggu setelahnya. Keluarga Muhris berlibur ke rumah nenek di luar kota. Alasan ujian membuat Muhris bisa menghindar dari paksaan orang tuanya, sehingga rumahnya bebas selama satu minggu penuh. Itulah saat yang tepat untuk bermesraan dengan Pertiwi, dan ia telah menyiapkan banyak hal untuk pekan yang istimewa itu.

Pertiwi datang pagi hari itu dengan mengenakan seragam sekolahnya. Perpisahan yang cukup lama ternyata membuat gadis itu lebih agresif, sehingga, meskipun tetap Muhris yang harus memulainya, Pertiwi memberikan balasan yang sedikit liar dan nakal. Muhris sampai megap-megap kewalahan. Sesudahnya mereka tertawa-tawa sambil berpelukan di atas sofa, sembari mata mereka menatap layar TV tanpa bermaksud menontonnya. Sekitar menjelang siang Pertiwi dibonceng Muhris untuk main ke Mall M. Setelah itu dilanjutkan ke taman L dan bermain sepeda air di sana. Mereka juga melakukan banyak hal yang menyenangkan, yang membuat mereka lupa waktu. Hari telah senja ketika keduanya memutuskan untuk pulang, saat langit berubah gelap dan tiba-tiba saja menjadi hujan yang sangat deras sebelum keduanya tiba di rumah. Tak sampai lima menit ketika keduanya berubah basah kuyup, dan Pertiwi telah menggigil kedinginan saat perjalanan belum mencapai setengahnya.

Keduanya tiba di rumah saat menjelang makan malam. Oleh-oleh yang mereka beli di jalan telah basah kuyup dan tak ada satu bagianpun yang kering dari diri mereka. Tubuh Pertiwi menggigil hebat dan wajahnya pusat pasi. Bibirnya agak membiru. Muhris bergegas membawa gadis itu ke dalam rumah dan menyiapkan air panas di bath-tub kamar atas. Sementara menunggu gadis itu mandi, ia menyiapkan dua gelas susu coklat panas dan sekaleng biskuit kacang. Ia sendiri langsung mandi setelah itu, dan keduanya selesai setengah jam kemudian. Pertiwi baru sadar bahwa ia tidak memiliki pakaian ganti, dan kebingungan sampai mengurung diri di kamar mandi. Muhris berusaha meminjamkan pakaian ibunya, tapi pakaian bersih ibunya terkunci dalam lemari. Sementara itu pakaian Hana juga tak muat dan terlalu kecil. Untunglah Muhris ingat bahwa di kamar tamu ada pakaian-pakaian saudara sepupunya, yang biasa disimpan di sana untuk dipakai jika menginap di rumah Muhris.
“Tapi… Sepupuku tidak berjilbab. Jadi pakaiannya agak… Kamu coba aja deh cari yang pas. Aku tunggu di ruang TV…” Pertiwi kebingungan sendiri di kamar tamu itu. Ia agak risih karena semua pakaian di dalam lemari itu adalah pakaian-pakaian yang gaul, serba ketat dan serba minim. Cukup lama ia memilih dan tidak menemukan juga pakaian yang cocok untuk dirinya, sehingga ia memilih pakaian yang menurutnya agak paling sopan. Tapi tetap saja serba minim. Dengan malu ia mengenakan pakaian pilihannya dan menghampiri kekasihnya di ruang TV.

Wajah Muhris berubah kaget dan matanya bergerak kesana-kemari; mata yang biasa Pertiwi temukan pada pria-pria nakal di pinggir jalan. Tapi Pertiwi tahu semua ini karena dirinya, dan setengah menangis ia berusaha menutupi keterbukaan dirinya dengan kedua tangan. Bagaimana tidak?! Inilah pertama kalinya seumur hidup ia mengenakan pakaian minim di hadapan seorang pria, meskipun itu adalah kekasihnya juga. Sepupu Muhris bertubuh lebih pendek dan kecil dari dirinya, sehingga kaus pink tipis bergambar Barbie yang ia kenakan benar-benar melekat ketat di tubuhnya, menampakkan lekuk-lekuk yang nyata dan mempesona. Bahkan bagian pusarnya tidak betul-betul tertutupi, meskipun berkali-kali ia berusaha menarik kaus itu ke bawah.

Sementara itu, celana hijau lumut selututnya juga sama ketatnya, dan tidak benar-benar selutut, karena tubuh Pertiwi yang tinggi. Pertiwi sebetulnya memiliki kulit yang putih bersih dan lekuk yang indah, sehingga ia nampak cantik menawan dengan pakaian seksi itu. Terlebih rambut panjangnya masih setengah basah, menciptakan sedikit gelombang yang menambah aura kecantikannya. Tapi Pertiwi tak terbiasa dengan hal-hal seperti itu, hingga ia merasa dirinya buruk dan norak. Ia takut Muhris meledeknya, serta jengah dengan keterbukaannya sendiri. “Kamu cantik sekali, Pertiwi…” Suara Muhris terdengar bergetar, dan Pertiwi merinding ketika pria itu malah mendekatinya dan berusaha memeluknya. Ia berusaha menghindar dan tangannya menolak pelukan Muhris.
“Pertiwi malu… Jangan, Muhris… Jangan…” “Lho… Kenapa?”

Pertiwi hanya menggeleng dan Muhris berusaha menghormatinya. Mereka menghabiskan malam dengan menonton TV dan menghabiskan susu hangat di meja. Namun Pertiwi agak lebih pendiam dan gelisah. Tangannya terus-terusan memeluk bantal besar, berusaha menutupi apa yang ada di baliknya. Ia tak tahu bahwa pria di sebelahnya lebih gelisah lagi, meski alasannya sedikit berbeda. Ia terlalu sibuk oleh pikirannya sendiri hingga tak sadar bahwa mata Muhris terus menelusuri dirinya, seolah berusaha menelanjangi. Awalnya Pertiwi tak sadar pada sentuhan itu. Berkali-kali Muhris mencium pipinya, tapi ia menganggap wajar hal tersebut. Itu hal yang biasa mereka lakukan, dan Pertiwi menganggapnya sebagai sun sayang yang biasa ia dapatkan. Tapi Muhris kini telah melingkarkan tangan kiri melalui sandaran sofa dan mendarat di bahunya. Sedang tangan kanan diletakkan di atas lutut Pertiwi yang terbuka. Cuaca memang sangat dingin akibat hujan yang tidak juga berhenti, hingga elusan di lututnya terasa nyaman dan menghangatkan, membuat Pertiwi setengah tak sadar ketika elusan itu makin merambat ke atas pahanya yang sedikit tersingkap.

Pertiwi sangat suka nonton sinetron dan tayangan di TV adalah sinetron favoritnya. Adegan dan kata-kata romantis di layar kaca seperti memberi hipnotis tersendiri. Adegan ciuman memang disensor, tapi hal itu justru membuatnya tak kuasa menolak saat ciuman Muhris beralih ke bibir basahnya. Untunglah saat itu sedang iklan, hingga ciuman dari Muhris dapat diterima oleh Pertiwi sepenuhnya, yang baru sadar bahwa posisi duduk kekasihnya sangat mengintimidasi dirinya. Tapi ciuman itu begitu manis dan menyenangkan, memunculkan rasa hangat yang menggelora yang sangat ia rindukan. Tak perlu menunggu lama untuk membangitkan hasrat gadis itu. Pengalaman telah mengajarkan banyak hal kepadanya, sehingga lidahnya langsung menyambut saat Muhris mulai mengajaknya bermain-main.

Bibir Pertiwi termasuk agak tipis, merah dan masih alami. Namun lidahnya lincah dan pandai bergerak. Dengan daya dukung kecerdasan di atas rata-rata, ia menjadi gadis yang cepat belajar dan tahu bagaimana cara memuaskan lawan mainnya. Muhris sendiri sangat kaget dengan kecepatan Pertiwi dalam mempelajari teknik-tekik baru, hingga di akhir pertandingan lidah mereka, ia membiarkan sang gadis mengalahkannya hingga pipi gadis itu merona akibat agresivitasnya sendiri. Ketika berciuman Pertiwi lupa pada apapun. Tapi setelah selesai ia baru sadar bahwa sejak tadi tangan kanan Muhris terus-terusan membelai-belai pahanya, bergantian antara kanan dan kiri. Kini ia benar-benar merasakan rangsangan itu, rangsangan yang lebih terkesan dewasa dibanding sekedar ciuman bibir. Tangannya bertindak cepat, mencegah Muhris sesaat sebelum tangan kekasihnya itu menyentuh bagian pangkal pahanya. Mulut mereka terdiam dan hanya mata yang berbicara. Muhris meminta, Pertiwi menolak halus. Tangan Muhris bergerak lagi, tapi Pertiwi mencegah lagi.

Muhris tersenyum manis. “Maaf, ya… Aku kelewatan…”
Pertiwi ikut tersenyum.
“Lebih baik kita dengar musik aja, ya! Kita berdansa. Seperti di film.”
Pertiwi diam menunggu dan manut saja pada apa yang diinginkan kekasihnya. Suara lembut mengalun dari player, dan tangan Muhris menjulur padanya. Pertiwi grogi karena ia belum pernah berdansa sebelumnya. Muhris meyakinkan bahwa ia sama tidak tahunya seperti Pertiwi. Jadi tak usah malu karena mereka hanya berdua di sini. Dengan langkah-langkah kaku tubuh mereka bergerak pelan, saling berpelukan. Keduanya tertawa pada gerakan masing-masing, tapi tetap merasa senang karena ciuman dimulai lagi beberapa saat sesudahnya. Tubuh Pertiwi hampir sama tingginya dengan Muhris, hingga ia tak perlu berjinjit untuk menyambut pagutan pria itu. Ia tak tahu bahwa kecantikannya makin memesona diri Muhris dan keremajaannya terus memancing-mancing gairah. Belum lagi aroma parfum menebar dari seluruh tubuhnya. Tangan Muhris tak tahan untuk tidak mengelus-elus tubuh bagusnya, bergerak dari pinggang ke arah atas.


Pertiwi masih setengah menganggap elusan itu adalah bagian dari gerakan berdansa. Ciuman bibir Muhris membuat tubuhnya lemas, hingga elusan itu ia nikmati saja seperti halnya ciuman di bibirnya. Terasa geli saat menyentuh bagian samping dadanya.“Mmmh… Mmhhh…” Elusan tangan Muhris makin mengarah ke dada Pertiwi, membelai-belai benda yang lunak dan empuk itu. Gadis itu mengejang karena rasa aneh yang melandanya. Itu adalah sentuhan pertamanya, dan ia masih sangat sensitif. Tangannya secara refleks berusaha mencegah, tapi Muhris yang tak mau gagal lagi berusaha menahan Pertiwi agar tetap diam. Ciumannya makin liar hingga Pertiwi tak bisa mengelak. Remasan di dadanya terasa makin nyata, membuat Pertiwi terengah-engah akibat rangsangan hebat di tubuhnya. Ia tak kuasa mencegah remasan itu, karena bagaimanapun dirinya ternyata menikmatinya.

Keduanya terengah-engah akibat ciuman yang panjang itu. Sedang muka Pertiwi makin memerah, karena ia benar-benar terangsang oleh remasan tangan Muhris di dadanya. Payudaranya yang berisi membuat genggaman Muhris terasa penuh. Ia membiarkan dirinya terdesak ke dinding, hingga ia tidak sampai merosot jatuh saat remasan tangan Muhris makin lincah dan mempermainkan puncaknya yang masih tertutup kaus. Ia hanya mendongak setengah terpejam dan tangannya yang bingung merapat ketat di tembok. Ia makin belingsatan karena di saat yang bersamaan ciuman Muhris mendarat di dagu dan lehernya bertubi-tubi. Lehernya cukup panjang dan jenjang, hingga kepala Muhris dapat terbenam di sana dan memagut-magutnya seperti ular.

Pertiwi merasakan air mata mengalir lewat sudut matanya. Ia sangat kebingungan mengenali perasaannya saat ini. Remasan tangan kanan Muhris berganti menjadi ciuman bibir. Ia sempat menunduk dan hanya melihat rambut kekasihnya. Kepala Muhris terbenam di buah dadanya yang telah mengeras kencang, dan Pertiwi dapat mendengar kecipak-kecipuk saat Muhris melahap dadanya itu dengan sedikit buas.

“Muhris… Muhris… Ohhh. Apa yang kamu lakukan sama Pertiwiaa… Mmhhh… Jangan, Ris… Aahh…”

Muhris telah menggulung kaus ketatnya ke arah atas, berusaha menyingkapkannya agar buah dada itu lebih leluasa dinikmati. Lelaki itu terus meremas-remas dengan lembut dan penuh perasaan. Menjepit dan mempermainkan putting susunya yang masih tertutup BH tipis berwarna krem. Mungkin Muhris merasa gemas mendapati payudara yang demikian empuk dan kenyal itu, payudara perawan yang masih sangat sensitif dari sentuhan.

Keadaan Pertiwi kini sungguh mengenaskan. Kekasihnya menyerangnya di berbagai tempat, mempermainkan dirinya seperti sebuah boneka. Bibir dan tangan kiri di payudaranya, tangan kanan di sela-sela pahanya. Semuanya adalah sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Dulu ketika ia belum pernah mengalaminya, ia selalu berjanji bahwa ia hanya akan melakukan ini dengan suaminya di atas ranjang pernikahan. Dulu ketika hal ini tak pernah terbersit dalam benaknya, ia sangat yakin mampu menjaga kehormatannya. Tapi kini ketika benar-benar mengalaminya, ia tak tahu apakah ia akan tetap sekuat itu. Sentuhan-sentuhan ini terlalu melenakan dirinya, dan membangunkan perasaan rindunya yang telah lama terpendam. Ia sangat bingung hingga hanya mampu meneteskan air mata dan meremas remas rambut Muhris.

“Aku sayang kamu, Pertiwi… Mmmh… Aku sayang kamu…” Terdengar rayuan Muhris di sela-sela kesibukannya. Pertiwi hanya mampu menjawabnya dengan erangan-erangan aneh, karena saat itu tangan kanan Muhris telah menembus langsung ke pangkal pahanya. Jari jemari pria itu menggosok-gosok dan mempermainkan di tempat yang paling sensitif, hingga Pertiwi merasakan celananya basah oleh cairan yang tak ia kenal sebelumnya.

Memang sentuhan tersebut bukanlah sentuhan langsung karena tubuh Pertiwi masih tertutup CD tipis dan celana ketatnya. Tapi ini adalah sentuhan pertamanya, dan semuanya sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan rangsangan dahsyat itu. Apalagi setelah beberapa lama Muhris tidak juga menghentikan aktivitasnya, melainkan menggesek-gesek dengan lebih liar. Kemaluannya terasa seperti diaduk-aduk, hingga makin lama ia makin merasakan desakan yang aneh sangat sulit ia pahami. Ia tak dapat menahan perasaannya. Ia terus mengerang… mengerang… hingga desakan itu makin menuju ke arah puncak… Ia tak sanggup bertahan lagi…

“Aaahh… Aaahh… Akhhhhh….” Pertiwi menjerit panjang saat orgasme melanda tubuhnya untuk pertama kalinya. Tubuhnya mengejang kuat, melengkung seperti busur. Kakinya merapat menjepit tangan Muhris yang tak juga berhenti bergerak. Ia merasakan letupan-letupan dahsyat seperti sebuah terpaan badai. Dunia dipenuhi warna yang berpadu dengan indahnya.

Cerita seru sex Dewasa yang satu ini akan bersambung ke Cerita Sex Dewasa Kenalakan Remaja Jilbab Perawan part 2 jadi tongkrongin terus situs cerita sex dan cerita dewasa indonesia ini!

Cerita Sex Dewasa Kenalakan Remaja Jilbab Perawan More Cerita Dewasa Articles :
Cerita Dewasa akibat dari Video Dewasa Ariel Vs Lunamaya dan Cut Tari
Cerita Sex Dewasa Anak Sekolah
Cerita Sex dimalam minggu pertama
Cerita Ngentot Ibu Hot Teman Gw
Tutorial Menulis Cerita Sex Dewasa 17 tahun
Cerita Dewasa Ngentot Cewek di Kampus
Gadis Horny di Warnet
video hot gadis seksi
video webcam cewek nakal telanjang
,.,.<><><><6
gentot Tante Sexy yang Hot
by ceritasex
Saturday, April 04, 2009 21:59:09 hits: 9698705 Send to a friend Print Version
Gw Krisna. Umurku 23 tahun, dan sekarang sedang kuliah di tingkat terakhir di sebuah PTS di Jakarta. Asalku dari Bandung, dimana gw menghabiskan masa anak-anak dan remaja gw, sampai kemudian gw pindah ke Jakarta empat tahun yang lalu. gw pun hidup prihatin di ibukota ini, terkadang seharian gw hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. gw pikir tidak mengapa, asal gw bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga gw bisa lulus dan membanggakan kedua orang tugw. Terkadang gw iri melihat teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru, dll.

Salah satu dari teman kuliahku bernama Kristina. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang gw heran, kok dia bisa tertarik pada gw. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya gw orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga gw sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Bandung dulu.

Kristina dan gw telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini. Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. gwpun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Sering orang tuanya, mereka juga baik padgw, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi gw memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Kristina pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga gw selalu menolak. Kemana-mana gw selalu menggunakan motor bersama Kristina! Kristina pun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, gw selalu menolak bila dia akan mentraktirku. gw bilang padanya sebagai laki-laki gw yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun gw lgwkan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.

Kristina adalah gadis baik-baik. gw sangat mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut. Kristina pernah bilang padgw, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Terlebih gwpun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang.

Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu gw ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. gw tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga gw berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.

Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah.

Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung gw menemukan program ini.
Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama gw impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat gw beli. Semakin sering gw mengajak Kristina untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21. Kristina sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya gw berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah gw jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya gw bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadgw.

Hanya satu saja yang masih kurang. gw belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahgw selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil Timor tahun 1997 warna gold metalik. gw tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.

“Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang wanita menjawab di ujung telepon.
“Harganya berapa Bu?”
“Empat puluh delapan juta”
“Kok mahal sih Bu?”
“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”
Dengan cepat kukalkulasi dangw. Wah.. Untung masih cukup, walaupun gw harus menjual motorku dulu. Tetapi gwpun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.
“Alamatnya dimana Bu?”
Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan gw berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.
*****
Setelah mencari beberapa lama, sampai juga gw di alamat yang dimaksud.
“Selamat sore” sapa gw ketika seorang wanita cantik membuka pintu.
“Oh sore..” jawabnya.
gw tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 33 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Susunya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, gw bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, pemain sinetron itu!hehehe...
“Saya Krisna yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”
“Oh.. Ya silakan masuk.”
gwpun masuk ke dalam rumahnya.
“Tunggu sebentar ya kris. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”
“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”
gwpun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.
“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamgw di ruang tamu
“Iya Bu.. Hampir selesai sih “
“Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.
Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak sekali rasanya menghilangkan dahaggw.
“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.
“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”
“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.
“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”
“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja tante Merry.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.
“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”
“Oh begitu..” jawabku.
Kemudian tante Merry tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh gw dibuatnya. Terlebih tante Merry duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanygw untuk menghilangkan kerikuhanku.
“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.
“Waduh.. Maaf ya tante”
“Nggak apa kok kris.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”
“Sudah, tante”
“Cantik ya?”
“Cantik dong tante..” jawabku lagi.
Duh, gw makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Merry kemudian beranjak duduk di sebelahku.
“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.
“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.
“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.
Sambil berkata, tangan tante Merry mulai berpindah dari tanganku ke pahgw.
“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Merry yang sedang meremas-remas pahgw.
Jujur saja, sebenarnya gwpun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu gw masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Kristina pacarku. Mendengar kalau gw masih perjaka, tampak tante Merry tersenyum.
“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahgw, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.
“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”
“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.
“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “
Tanpa menunggu jawabanku, tante Merry pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Merry. Beberapa menit kemudian, tante Merry kembali membawa minumanku.
“Ayo diminum lagi” kata tante Merry sambil memberikan gelas berisi sirup padgw.
Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Merry kemudian kembali duduk di sebelahku.
“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”
“Iya tante..” jawabku lega.
“Kamu ngambil jurusan apa?”
“Ekonomi, tante”
“Kenal pacarmu di sana juga?”
Waduh.. gw berpikir kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.
“Iya dia teman kuliah”
“Ceritain dong gimana ketemuannya”
Yah daripada diminta yang nggak-nggak, gw setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Kristina. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi.
Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. gwpun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.
“Kenapa kris.. Kamu sakit ya” tanya tante Merry tersenyum sambil kembali meremas tanganku.
Tangannya kemudian beralih ke pahgw dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.
“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.
“Tapi enak kan?”
Tante Merrypun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi gw menolak tante Merry. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.
“Saya tadi dikasih apa tante” tanygw lirih.
“Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celangw.
“Ayo, tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.
Tante Merrypun kemudian membuka celangw beserta celana dalamnya sekaligus.
“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar anak muda begini”.
Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Merry merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.
“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut tante Merry mulai menghisap dan menjilati penisku.
Tangan tante Merrypun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Merry bangkit dan menciumiku.
“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.
gwpun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur tante Merry di bagian belakang rumah. Sesampainya gw di kamar, tante Merry kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di Susunya yang membusung.
“Ayo sayang.. Kamu remas ya”
Kuikuti instruksi tante Merry dan kuremas Susu miliknya. Tante Merrypun terdengar mengerang nikmat.
“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.
Tante Merry membalikkan badan dan gwpun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, tante Merry kembali berbalik menghadapku.
“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.
Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.
“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.
“Pengaitnya di depan, sayang..”
Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus Susu tante Merry yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga Susu kenyal itupun seolah meloncat keluar.
“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”
Tangan tante Merry merengkuh kepalgw dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas Susunya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.
“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah tante Merry ketika gw mulai menghisap Susunya.
“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Merry lebih lanjut. Dengan menurut, gwpun menjilati puting Susu tante Merry yang telah mengeras.
Kemudian gw kembali menghisap sepasang Susunya bergantian. Setelah puas gw hisapi Susunya, tante Merry kemudian mengangkat kepalgw dan kembali menciumiku.
“Sekarang kamu buka rok tante ya”
Tante Merry merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat. Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. gw terbelalak melihat Tante Merry ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh tante Merry yang padat dengan Susu yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.
Kembali tante Merry mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan tante Merry lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga Memeknya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.
“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalgw perlahan.
“Oh..my god.. Sshh” erang tante Merry ketika mulutku mulai menciumi Memeknya.
Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir Mekinya.
“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.
Tante Merry lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga gwpun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.
“Jilat di sini sayang..” instruksi tante Merry sambil tangannya mengusap klitorisnya.
Kujilati klitoris tante Merry. Desahan tante Merry semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalgw. Beberapa saat kemudian, tubuh tante Merrypun mengejang.
“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.
Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan vaginanya sambil sesekali kuciumi paha mulus tante Merry. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno.
“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.
gwpun kemudian melucuti semua pakaianku. Tante Merry lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.
“Ciumi susu tante lagi dong yang..”
gw dengan gemas mengabulkan permintaannya. Susu tante Merry yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk gw, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting Susu tante Merry, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. gwpun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.
Tante Merry yang sexy kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari Susunya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Merry menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.
Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Merrypun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.
“Sekarang tante pengin ambil perjakamu ya..”
Sambil berkata begitu, tante Merry menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang vagina tante Merry.
“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah tante Merry sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.
“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut tante Merry. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.
“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”
Tante Merry terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di Susunya yang bergoyang-goyang berirama. gwpun meremas-remas Susu kenyal itu. Suara desahan tante Merry semakin menjadi-jadi.
“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”
Tak lama tubuh tante Merrypun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Merry mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Merry kemudian rubuh di atasku. Karena gw belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh tante Merry, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.
“Oh.. Enak tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.
“Krisna mau keluar tante..” katgw ketika gw merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.
“Keluarin di mulut tante, sayang..”
gwpun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah tante Merry. Tangan tante Merry langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.
“Ahh.. Tante..” jeritku ketika gw menyemburkan air maniku dalam mulut tante Merry.
Tante Merry lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.
“Enak kris?” tanyanya sambil tersenyum genit.
“Enak tante… memang tante sering ya beginian”
“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”
“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”
“Iya kris.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Merry genit.
Tak lama mobil yang dinantipun datang. Akhirnya gw jadi membeli mobil tante Merry itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Merry memberikan korting Lima juta rupiah.
“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.
Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, gw masih berselingkuh dengan tante Merry yg Hot. Sebenarnya gw diliputi perasaan berdosa kepada Kristina pacarku. Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, gw jadi ketagihan bermain seks. gw tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, gw terus berhubungan dengan tante Merry! Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga gw sanggup memberikan hadiah-hadiah mahal pada Kristina untuk menutupi rasa bersalah pada pacarku! wow....ga rugi dech gw beli mobil tante girang ini kerana plus dapat ngentot tante sexy dan Hot ini!
<><><>7
erita Ngentot Dukun Sexy demi jadi PNS
by ceritasex
Saturday, April 04, 2009 22:02:46 hits: 6803040 Send to a friend Print Version
Perkenalkan Nama gw Andika ( nama samaran )! Gw baru lulus kuliah dan kepengen sekali menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil ) masa depan cerah gitu kata orang! menjadi PNS merupakan impian bagi sebagian besar orang! Bergagai cara dilakukan agar bisa lolos tes CPNS. ikut bimbingan tes CPNS, mengasi uang pelicin, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya gw juga memakai jasa dukun atau orang pintar dan bukan mbak errot lho. Menurut info yang gw peroleh dari sahabatku , ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS.

Malam itu gw sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya gw tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu.

“Permisi, apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?” tanya kemudian.

“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi gw segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.

“Ooo, jadi Pak Andika ini juga pengen jadi PNS tohhhh?”

“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” Gw menyodorkan satu botol madu murni kepada Mbak Ayik .

“Kalau begitu, silakan Pak Andika ikut saya ke dalam!” Mbak Ayik beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang gw berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang gw membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah.

Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.

“Maaf ya Pak Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.

Mbak Ayik tersenyum, “Pak Andika gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Pak Andika !” Mbak Ayik benar, pikirku. Lagi pula gw sudah terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak perlu malu lagi.
Sementara Mbak Ayik menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Mbak Ayik datang dan duduk di sampingku. Sesaat gw sempat melihat Mbak Ayik mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.

Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Mbak Ayik mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak Ayik mulai menyentuh dada gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. Gw menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal paha gw.

“Pak Andika sudah punya pacar?” tanya Mbak Ayik memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah, Mbak Ayik ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Mbak Ayik ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Mbak Ayik membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.

Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat.

“Wah… badan Pak Andika kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika rajin olah raga.”
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.

“Maksud saya adik yang ini…..” kata Mbak Ayik sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. Ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.

“opsttt … Mbak! Enak…!” gw melenguh nikmat. Gw juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Mbak Ayik menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar gw bisa mencapai pangkal pahanya. Wow! Sekali lagi gw terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Mbak Ayik . Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam.

Perlahan-lahan gw mulai menggosok bibir memek Mbak Ayik yang sudah basah itu dengan jariku. Mbak Ayik bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang kontolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Mbak Ayik mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal paha gw, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.

“Gimana Pak Pak ? Enak kan?” tanya Mbak Ayik di sela-sela aksinya.
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja. Namun kali ini Mbak Ayik memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim enak… Terbukti ketika Mbak Ayik dengan lembut memasukkan ujung kontolku ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.

“ohhhhh..yeahhh nak, Mbak!” nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih nikmat, namun Mbak Ayik masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya. Gw juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas. Bahkan Mbak Ayik juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya Mbak Ayik masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, Tokednya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini.

“wakzzz…. kontol Pak Andika memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Mbak Ayik kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan memeknya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, gw mendekatkan mulutku ke memek Mbak Ayik yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.

Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan lembut.

“ohhhhh..yahhhhh… begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!”

Mbak Ayik bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing.

Berapa saat kemudian Mbak Ayik melepaskan kulumannya.

“Gimana, Pak Andika Suka kan?” tanya Mbak Ayik sambil tersenyum pada gw.

Gw hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik yang masih memijit-mijit batang kontolku.

“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai kontol besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Pak Andika pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Mbak Ayik menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol Pak Andika yang besar ini!”

Mbak Ayik mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.

Entah karena memiaw Mbak Ayik yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak Ayik tampak susah payah berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai akhirnya…

“Aaougghh…. aduh Pak Andika ! Gede banget kontolmu!” tubuh Mbak Ayik yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga memeknya yang sempit. Beberapa saat kemudian Mbak Ayik mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun.

“uuhhhhh… ohhhhhhhh…!” Gw mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Mbak Ayik untuk mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Mbak Ayik menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan memeknya terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh…

Semakin lama gerakan Mbak Ayik semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga memeknya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya.

“Oh, Pak Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…!

Mbak Ayik menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dada gw.
“Ooohhh… sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!”

Gw juga mempercepat gerakanku. Meskipun Mbak Ayik terlihat lelah, namun gw masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya…..

“Saya… keluar Mbak! Oogghhh…!” gw meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya sperma di dalam rongga kenikmatan Mbak Ayik . Seketika tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi menopang beban Mbak Ayik yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di memeknya yang hangat. Dalam hati gw kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah gw merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex.

“Pak Andika memang benar-benar hebat!” kata Mbak Ayik sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku.

“Mbak juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Mbak!” Gw mengecup kening beliau dan membelai-belai rambut dan Tokednya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan.

Entah sudah berapa lama gw terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw membuka mataku, ternyata Mbak Ayik tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut sixpackku.

“Aahhh…, Mbak Ayik masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.

Mbak Ayik tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini!”

“Ah, Mbak Ayik ini bisa aja!” gw hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Mbak Ayik bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya.

“Aaahhh…, aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!” gw hanya bisa mengerang keenakan.

“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik menggoda.

“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”

“Coba Pak Andika berdiri!” gw menuruti perintah Mbak Ayik . Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, gw berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Mbak Ayik yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Mbak Ayik meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan Tokednya yang lembut.

“Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Mbak!”

“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak Ayik menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !”

Gw menurut saja. Perlahan-lahan gw mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Mbak Ayik menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang kontolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.

“Oouuhhh…! Mbak Ayik memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Mbak!” gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik yang menekan-nekan kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Mbak Ayik meminta gw untuk segera menuntaskan permainan itu.

“Aahhh…, Pak Andika ! Mbak sudah kepengen banget nih!” rengek Mbak Ayik . Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging. Meskipun gw masih belum begitu pengalaman, namun gw sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan gw membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Mbak Ayik yang menganga dari belakan. Mbak Ayik tampak menggigit bibir sendiri ketika gw mulai menggesek-gesekkan ujung kontolku di bibir memeknya.

“Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !” rengek Mbak Ayik .

Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik yang memerah.

“Aahhhh…!” gw melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Mbak Ayik masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat gw membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti gw mulai mengayunkan pantatku maju-mundur.

“Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Pak Andika , Ooohhh…!” Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik terlihat sangat lelah.

“Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!”

Gw mencabut kontolku, sedangkan Mbak Ayik terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Payudaranya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, gwpun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Mbak Ayik ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang Mbak Ayik dan kuarahkan batang kontolku menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…!

Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.

“Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Mbak Ayik .

Kembali gw ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik yang berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika gw membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali gw meremas-remas, menjilat, dan menciumi Tokednya.

“Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh….!” Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Namun gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar.

“Ooohh…, Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!”

Gw merasakan dinding-dinding memek Mbak Ayik mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang kontolku dari dalam. Semakin lama kedutan memek Mbak Ayik semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang kontolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..

“Aaarrggghhh….! Gw keluar lagi Pak !” Mbak Ayik menjerit puas. Gw semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi memek Mbak Ayik . Namun sebelum sperma keluar, gw segera mencabut kontolku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, gw menyodorkan batang kontolku ke bibir Mbak Ayik yang terbuka. Gw semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya….

“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!”

Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel di batang kontolku.

Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun terkapar di sisi Mbak Ayik .

“Oh, Pak Andika benar-benar perkasa! Terima kasih ya Pak !” gw memeluk tubuh Mbak Ayik dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya.

“Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik mau minta apa?” tanyaku kemudian.

Mbak Ayik bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Pak !” beliau tersenyum, “Pak Andika tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Mbak Ayik meraih kontolku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik.

“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.

“Kalau Pak Andika berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.
“Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani mbak!”

Mendengar jawabanku Mbak Ayik kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang kontolku. Beberapa minggu kemudian akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan, gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik . Setiap kali ada kesempatan, gw selalu berkunjung ke tempat Mbak Ayik . Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta!Cerita Ngentot Dukun Sexy kali ini demi cita citaku menjadi seorang PNS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadilah yang terbaik dari yang terbaik dan beranilah untuk dalam kegagalan karna kegagalan membawa anda ke pada kebberhasialan